TEMPO.CO, Jakarta- Jemaah yang melaksanakan rukun mabit atau bermalam di Mina dilaporkan berdesak-desakan di tenda tempat mereka menginap selama tiga hari. Hal itu terjadi karena jumlah anggota jemaah haji asal Indonesia meningkat, tapi jumlah dan kapasitas tenda tidak ditambah.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan akan melayangkan protes resmi ke maktab dan muasasah atau organisasi pendamping haji di Arab Saudi cabang Asia Tenggara. “Kami akan menyampaikan protes resmi karena tenda tidak sesuai harapan, khususnya di Mina,” kata Lukman dalam keterangan resmi Kementerian Agama, Minggu, 3 September 2017.
Baca Juga:
Kuota haji Indonesia tahun ini naik menjadi 221 ribu orang, sedangkan tahun lalu kuota haji untuk Indonesia hanya 168.800. Jemaah menempati sekitar 71 maktab (tenda) di Mina.
Baca: Air Zamzam Sudah Sampai Sebelum Jemaah Haji Pulang ke Tanah Air
Penambahan kuota diumumkan Presiden Joko Widodo pada Januari lalu. Penambahan ini terdiri atas pengembalian kuota haji normal menjadi 211 ribu orang dan penambahan 10 ribu orang. Tahun lalu, kuota haji Indonesia sempat dipotong drastis karena adanya sejumlah proyek renovasi di lokasi haji yang dilakukan pemerintah Arab Saudi.
Lukman mengatakan telah mengambil langkah antisipasi agar kepadatan di tenda tidak mengganggu ibadah. Amirul hajj Indonesia itu menyarankan agar jemaah yang menginap di sekitar jamarat dianjurkan kembali ke hotel masing-masing untuk beristirahat seusai melontar batu di Mina. “Sehingga tenda yang ada bisa dimanfaatkan jemaah haji yang lain,” ujarnya.
Ketua Kloter 5 Embarkasi Batam, Jefri Eriadi, mengatakan jemaah kesulitan tidur dan berbaring karena sempit. “Hanya bisa tidur duduk. Tapi saya sudah memberi pengertian ke jemaah, alhamdulillah mereka dapat memahami dan memaklumi kondisi,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Kloter 17 Batam, H. Muhammad Yunus. Menurut dia, beberapa orang bahkan memutuskan untuk tidur di luar tenda. Namun hal tersebut tidak mengganggu ibadah. "Hanya beberapa tenda saja yang sempit dan melebihi kapasitas,” katanya seperti dilansir Kantor Wilayah Kementerian Agama Riau.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Riau, Ahmad Supardi, mengimbau jemaah untuk berlapang dada dan fokus pada ibadah yang tengah dilakukan. Kepadatan di Mina, katanya, terjadi hampir setiap tahun. “Kami terus berupaya meminimalkan keadaan tersebut,” katanya.
Perbaikan fasilitas di Mina juga terus dilakukan. Dengan demikian, meski berdesakan, jemaah tetap nyaman. Perbaikan yang dilakukan, kata Ahmad, antara lain penambahan toilet dan pemasangan penyejuk udara di tenda.
Hingga kemarin, sebagian jemaah haji Indonesia masih berada di Mina untuk menginap di puncak musim haji selama tiga hari. Setelah rukun ini diselesaikan, mereka akan pulang secara bertahap mulai 6 September mendatang.
INDRI MAULIDAR