Sebelumnya, Erick Thohir mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan rapat dengan Pertamina. "Kami sudah merapatkan bahwa kilang Pertamina akan kami pindahkan ke tanah Pelindo," ujar Erick. Rencananya, Depo Pertamina Plumpang akan direlokasi ke lahan milik PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo.
Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan Pelindo. Lahan tersebut, kata Erick, akan siap dibangun pada akhir 2024. Kemudian, pembangunan memerlukan waktu dua sampai 2,5 tahun, sehingga pihak terkait masih memiliki waktu kurang lebih 3,5 tahun.
Karena itu, Erick meminta dukungan dari pemerintah daerah maupun masyarakat. Terlebih, menurutnya, relokasi ini merupakan upaya untuk melindungi masyarakat. Erick mengatakan kebijakan relokasi juga mendapat dorongan dari Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Rencananya, pemerintah akan membuat buffer zone atau wilayah aman di sekitar kilang-kilang Pertamina. "Tentu tidak hanya Plumpang, tapi ada di Balongan dan Semarang," kata Erick.
Sejarah Depo Plumpang dan Pemukiman Warga
Kurtubi mengungkap bagaimana awal mula Depo Pertamina Plumpang dibangun dan yang kemudian bermunculan pemukiman di sekitarnya. Menurut dia, saat pertama kali berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara, Pertamina memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan BBM nasional, sehingga diperlukan membangun storage tanki timbun BBM di seluruh Indonesia, salah satunya di Plumpang.
Kemudian, pegawai yang ada di bagian pertanahan di Pertamina itu melakukan pengadaan dengan membeli tanah untuk infrastruktur tempat menyimpan BBM. Dengan tanah yang dibeli seluas 165 hektare, kata Kurtubi, Pertamina sudah mendesain depo tersebut aman.
“Makanya dibeli tanah yang luas. Maksudnya agar tanki timbun dan pipanya jangan sampai dekat dengan penduduk. Jadi sudah diperhitungkan aspek keamanannya,” tutur Kurtubi.
Selanjutnya: Saat itu, pensiunan Pertamina itu melanjutkan....