"Ini kan karung beras komersiil premium. Bisa jadi mereka mindahin dari karung Bulog ke karung yang mereknya beda. Ini salah satu bukti ada banyak kemasan," ujar Buwas.
Buwas menduga beras dari Bulog sengaja dipindahkan ke kemasan merek lain dengan label beras kualitas premium, sehingga beras Bulog yang seharusnya dijual maksimal Rp 8.900 di Pasar Induk Cipinang melonjak hingga Rp 12.000 per kilogram.
Buwas juga mengendus akal-akalan mafia beras lainnya, yaitu mencampur beras Bulog dengan beras lain. Tak hanya itu, Buwas juga curiga pedagang nakal tersebut melakukan pengemasan ulang dengan ukuran lebih kecil, yaitu 5 sampai 10 kilogram kemudian membanderolnya dengan harga di atas HET.
Sepekan setelah sidak di Cipinang, Bulog kembali mengumumkan penemuan barang bukti keberadaan mafia beras. Kali ini bertempat di wilayah Banten. Buwas, Kepala Kepolisian Daerah Banten Rudy Heriyanto Adi Nugroho dan Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar melakukan konferensi pers di kantor Polda Banten, Serang pada Jumat siang, 10 Februari 2023
"Apa yang saya sampaikan minggu lalu terbukti hari ini. Kalau saya dalami, ini merupakan wujud kegiatan mafia," ujar Buwas dalam konferensi pers tersebut.
Kapolda Banten Heriyanto mengaku mengusut dan mengumpulkan seluruh barang bukti hanya dalam dua hari, yakni mulai 8 Februari 2023. Di ruangan konferensi pers, berjejer puluhan karung beras yang totalnya mencapai 350 ton. Beras tersebut yang diduga sebagai barang bukti pengoplosan beras Bulog dan pengemasan ulang menjadi beras premium yang dibanderol rata-rata Rp 11.800 per kilogram.
Selain beras, Polda Banten juga memamerkan barang bukti lainnya, antara lain tiga timbangan digital, enam mesin jahit karung, 8.000 karung beras merk Bulog, 10.000 karung beras premium, beserta sejumlah bukti transfer, dan 50 nota penjualan.
Selanjutnya: Tujuh orang tersangka....