Namun, benih komoditas yang diminta ditanam adalah bawang putih. Komoditas itu, menurut dia, tak cocok dengan tanah di sana, sehingga hasilnya gagal panen.
"Dari hasil program bantuan ini itu enggak ada hasilnya. Enggak ada sama sekali kami bisa jual. Lahan kami dikasih bibitnya bawang putih, enggak cocok," ujar Irma.
Irma menjelaskan kegagalan panen bawang putih membuat petani tak bisa menanam di lahan untuk produksi di tahap kedua. Pasalnya, mereka tak lagi mendapatkan bantuan apapun, termasuk pendampingan. Sementara itu, Kementan berdalih petani harus mandiri setelah diberikan bantuan pada tahap pertama.
Bagi Irma, menanam komoditas hortikultura melalui proses yang sulit. Terlebih lahan di Hambang Hasundutan ini memerlukan perlakuan khusus agar bisa cocok untuk ditanam komoditas tersebut.
Tak ada pendampingan atau bantuan dari pemerintah
Meski tanpa pengalaman sama sekali, Irma berusaha mempelajarinya. Namun, ia berharap Kementan tetap memberikan pendampingan dan bantuan penyerapan hasil panen seperti yang dijanjikan.
Harapan itu juga yang mendorongnya mendatangi audiensi degan Komisi IV DPR. Ia berharap pemerintah bisa memberikan bantuan modal para petani agar lahan-lahan yang terbengkalai itu bisa digarap dan dijual dengan harga yang pantas.
Tetapi Irma pasrah lantaran hingga saat ini tak ada yang dijanjikan pemerintah. Bahkan petani diberi tahu pengelolaan food estate Humbang Hasundutan telah dialihkan dari Kementan ke Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) yang dipimpin oleh Luhut Binsar Pandjaitan.
"Belum ada ini kabar bantuan lagi. Tapi kami ingin ada bantuan dana gitu atau diawasi, bagaimana supaya lahan tidur kami jadi bisa dikelola," ucapnya.
Irma sendiri mendapatkan lahan dari pemerintah seluas 2 hektare. Namun kini ia hanya sanggup menanam di lahan 1 hektare saja. Komoditas yang ia tanam adalah cabai, kopi, dan jagung. Benih dan seluruh kebutuhannya pun ia beli sendiri.
Satu-satunya keuntungan yang ia rasakan adalah pemberian pupuk dan obat-obatan pada tahap pertama yang membuat lahan miliknya mulai subur. Adapun setiap panen, Irma menjual hasil produksinya sendiri melalui tauke atau tengkulak. Ia mengaku hingga saat ini belum ada kerja sama dengan perusahaan manapun untuk menyerap hasil panennya.
Selanjutnya: Dari 215 hektare lahan yang dibuka...