TEMPO.CO, Jakarta - Pembakaran Al Quran di Swedia memantik demonstrasi di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Pada Senin, 30 Januari 2023, ratusan orang menggeruduk kantor Kedutaan Besar Swedia di Jakarta mengecam pembakaran Al Quran yang dilakukan oleh aktivis sayap kanan Rasmus Paludan.
Baca: Pembakaran Al Quran di Swedia, Dikutuk di Dalam Negeri hingga Dikecam Dunia
Mereka mengibarkan bendera putih. Lebih dari 300 demonstran memenuhi jalan raya di depan kantor kedutaan. Mereka menginjak-injak serta membakar potret aktivis anti-Islam Denmark Rasmus Paludan bersama dengan bendera Swedia, Denmark dan Belanda.
Unjuk rasa juga dilakukan di Malaysia. Sekitar 1.000 orang berbaris ke kedutaan Swedia di Kuala Lumpur pekan lalu. Demonstran memprotes kelambanan pemerintah Swedia yang mendiamkan aksi Rasmus Paludan. Para pengunjuk rasa terdengar meneriakkan "Protes Swedia" dan "Hancur (hancurkan) Swedia."
Di negara-negara dengan penduduk mayoritas Muslim lainnya seperti Pakistan, Irak, Iran dan Lebanon, protes dilakukan damai. Sekitar 12.000 umat Muslim dari partai Tehreek-e-Labiak Pakistan berunjuk rasa di Lahore, ibu kota provinsi Punjab timur untuk mengecam penodaan Alquran di Swedia dan Denmark. Dalam orasinya kepada para pengunjuk rasa, Saad Rizvi, ketua TLP Pakistan, meminta pemerintah mengajukan protes keras kepada Swedia dan Belanda agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Sejumlah negara juga sudah mengajukan protes resmi. Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengutuk tindakan pembakaran Al Quran oleh Rasmus Paludan. Ia mendesak pemerintah Swedia mengambil tindakan tegas terhadap Paludan dan memeriksanya. Anwar mengatakan Paludan adalah bagian dari kebangkitan Islamofobia yang mengkhawatirkan di Swedia.