Sementara, Co-Founder dan Direktur Eksekutif Segara Institut Pieter Abdullah Redjalam menilai kenaikan harga-harga semuanya direfleksikan ke inflasi yang pada tahun 2022 mencapai kisaran 5,5-5,7 persen. Ketika penerimaan masyarakat tidak mengalami kenaikan sebesar inflasi artinya mereka mengalami penurunan daya beli.
“Hal tersebut akan berdampak ke konsumsi,” kata Pieter.
Namun, dia menambahkan, umumnya penerimaan juga mengalami kenaikan. Upah minimum juga dinaikan minimal sebesar angka inflasi. Sehingga meski ada kenaikan inflasi setiap tahunnya, konsumsi akan tetap tumbuh di kisaran 5 persen. “Pertumbuhan konsumsi ini yang selama ini menopang pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar dia.
Inflasi catat rekor tertinggi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sepanjang 2022 mencapai 5,51 persen atau lebih tinggi dari target Bank Indonesia yang sekitar 2-4 persen secara tahunan. Inflasi pada 2022 menjadi yang tertinggi sejak 2014 ketika menyentuh level 8,36 persen lantaran pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Jadi, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada September 2022 lalu membuat bensin menyumbang inflasi secara tahunan 2022 sebesar 1,15 persen. Dan ini komoditas penyumbang tertinggi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin, 2 Januari 2023.
Adapun tahun ini, inflasi akan dipengaruhi berbagai faktor. Menurut Margo, harga energi masih perlu terus diwaspadai karena dapat berdampak terhadap peningkatan harga di berbagai sektor. Komoditas dengan harga bergejolak. seperti produk hortikultura, juga perlu diwaspadai.
"Biasanya, di sejarah kita, pemerintah menaikkan harga BBM untuk menyesuaikan harga. Di 2023 perlu diwaspadai juga kebijakan pemerintah mengatur harga komoditas yang diatur pemerintah, yang dapat mempengaruhi inflasi," ucap dia.
Ekonom PT Bank Mandiri Tbk, Faisal Rachman, memprediksi inflasi masih akan bergerak di kisaran 2-4 persen pada semester pertama 2023 sebelum menurun di paruh kedua 2023. "Kami juga merevisi proyeksi inflasi pada 2023 dari 4,02 persen menjadi sekitar 3,6 persen," kata dia.
Menurut Faisal, tekanan akibat melonjaknya harga energi di dunia akan berkurang tahun ini lantaran harga komoditas global diprediksi anjlok di tengah ancaman melambatnya ekonomi dunia. Kondisi tersebut diperkirakan menutup peluang kenaikan harga BBM di Tanah Air. Dengan tidak adanya kenaikan harga BBM, inflasi komponen harga yang diatur pemerintah diperkirakan turun pada paruh kedua 2023.
Selanjutnya: Inflasi inti menguat setelah PPKM dicabut