TEMPO.CO, Jakarta - Slogan baru Jakarta yang dicetuskan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menuai kontroversi. Pelbagai pandangan datang, khususnya dari politikus, yang mengkritik rencana Heru mengganti slogan Jakarta menjadi 'Sukses Jakarta untuk Indonesia!'.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono menuturkan polemik ini muncul akibat lemahnya komunikasi publik Heru. "Persepsi menjadi liar sekarang," kata dia saat dihubungi, Sabtu, 17 Desember 2022.
Sebelumnya beredar slogan baru ala Heru yang disandingkan dengan logo resmi Jakarta alias Jaya Raya. Logo ini bergambarkan Monumen Nasional (Monas) lengkap dengan tulisan Jaya Raya di sisi atas.
Jadi, ada logo Jaya Raya dengan tulisan 'Jakarta' di sebelah kanannya. Di bawah tulisan 'Jakarta' itu tertera 'Sukses Jakarta untuk Indonesia!'. Logo ini yang dipersepsikan publik sebagai logo baru Ibu Kota dengan slogan 'Sukses Jakarta untuk Indonesia!'.
Masyarakat, tutur Gembong, kemudian berasumsi bahwa Heru akan menghilangkan logo Jakarta yang selama ini banyak beredar. Logo yang dimaksud adalah PlusJakarta alias +Jakarta.
Buktinya, seorang pemilik akun Twitter @adriansyahyasin, pada 9 Desember 2022, berpendapat bahwa pemerintah DKI perlahan menghilangkan branding +Jakarta dan menggantinya dengan logo Sukses Jakarta untuk Indonesia.
Logo baru juga telah ditayangkan melalui videotron LED di beberapa titik Jakarta. Dari pantauan Tempo pada 14 Desember 2022, logo dan slogan 'Sukses Jakarta untuk Indonesia!' terpampang di layar videotron LED di Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta.
Penampakan serupa ada di layar LED dekat Stasiun Transjakarta Pondok Pinang, Jalan Ciputat Raya, Jakarta Selatan. Walau begitu, logo dan slogan PlusJakarta juga masih ditampilkan, bergantian dengan logo dan slogan baru.
Gembong berujar dirinya memperoleh informasi bahwa slogan baru Jakarta nantinya hanya berupa kata-kata. Heru batal menciptakan logo untuk melengkapi slogan baru tersebut.
"Memang yang kami dengar seperti itu, sehingga tidak ada alokasi anggaran khusus untuk mengubah branding," ucap anggota Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD DKI ini.
Sedari awal asumsi mengubah branding PlusJakarta muncul, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik DKI Jakarta Raides Aryanto, telah menyampaikan pemerintah DKI tidak akan mengotak-atik warisan Anies itu. Menurut dia, mengubah branding Jakarta otomatis merombak regulasi.
"Itu, kan harus ubah regulasinya dulu," ujar dia saat ditemui di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Jumat malam, 9 Desember 2022.
Rupanya branding PlusJakarta telah diatur dalam Peraturan Gubernur DKI Nomor 58 Tahun 2020 tentang Penjenamaan Kota Jakarta. Mantan Gubernur Anies Baswedan meneken Pergub ini pada 22 Juni 2020.
Antara branding dengan slogan memang tak sama. Pemerintah DKI menjelaskan perbedaannya dalam unggahan akun Instagram @jsclab pada Selasa, 13 Desember 2022. Akun tersebut menerangkan slogan adalah kata-kata yang terbentuk dengan mengacu pada visi gubernur.
Tujuannya untuk merealisasikan program milik gubernur yang sedang menjabat. "Saat ini, slogan 'Sukses Jakarta untuk Indonesia!' digunakan sebagai visi gubernur tahun 2022-2024," demikian bunyi unggahan akun itu.
Dalam foto yang diunggah terlihat tiga contoh slogan dari masing-masing pemimpin Ibu Kota selama tiga periode. Berikut rinciannya:
1. Jakarta Baru (2012-2017, era Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama)
2. Maju Kotanya, Bahagia Warganya (2017-2022, era Anies Baswedan-Sandiaga Uno)
3. Sukses Jakarta untuk Indonesia! (2022-2024, era Heru Budi)
Sementara itu, city branding berbeda dengan slogan program. Menurut akun @jsclab, branding atau merek kota Jakarta adalah PlusJakarta. "Untuk saat ini, PlusJakarta masih digunakan sebagai city branding Jakarta."
Maka dari itu, slogan baru ala Heru Budi menggantikan slogan 'Maju Kotanya, Bahagia Warganya' yang dibawa Anies ketika menjadi DKI 1, bukan PlusJakarta.
Selanjutnya tentang ribut dulu, klarifikasi kemudian