Kereta cepat belum rampung
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI Didiek Hartantyo sebelumnya membeberkan progress proyek KCJB dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR di kompleks parlemen, pada Rabu, 9 November 2022. Perkembangan fisik proyek hingga minggu kedua Oktober 2022 proyek sudah mencapai 79,51 persen—terbaru pertengahan November rampung 80,4 persen.
Sementara progress penyerapan investasinya sebesar 90,6 persen. Ia pun membeberkan progress pengerjaan stasiun-stasiun dan depo kereta cepat tersebut. Stasiun Halim, misalnya, progress-nya sudah mencapai 69,44 persen dan Stasiun Karawang 65,99 persen. “Stasiun Padalarang masih 9,75 persen, sementara Tegalluar 81,77 persen, dan depo Telgalluar progresnya sudah 52,65 persen,” ucap Didiek.
Didiek juga menjelaskan key milestone menuju commercial operation date atau COD Juni 2023. “Per 2 November kemarin sudah dilakukan power on untuk elektrifikasi di mana PLN dengan 150 kilovolt sudah dinyalakan di kawasan Tegalluar,” ujarnya.
Kemudian, Didiek menargetkan, pada 28 Februari 2023 semua Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) atau kereta dengan total 11 unit ditargetkan datang dari Cina. Saat ini, baru ada 2 set EMU. Sementara yang kereta ukur atau CIT-nya juga sudah datang. Pada 21 Maret 2023, kata Didiek, track laying akan selesai di seluruh lintasan.
Selanjutnya pada 31 Maret 2023 nanti akan dilakukan uji statis dan penyelesaian integrasi sistem. Dengan begitu, maka tanggal 4 April 2023 akan dimulai testing dan commissioning atau uji coba terintegrasi. “Tujuannya adalah 30 Juni 2023 nanti trail operation itu sudah selesai. Sehingga izin operasi dari Kementerian Perhubungan harapannya sudah diterbitkan, sehingga COD-nya bisa kita lakukan,” tutur Didiek.
Balik modal kereta cepat
KCIC menyebutkan bahwa proyek kereta cepat baru bisa balik modal dalam kurun waktu 38 tahun setelah beroperasi pada Juni 2023. "Jadi sesuai perhitungan FS (feasibility study) itu (bisa balik modal) di 38 tahun," kata Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR pekan lalu.
Dwiyana juga menjelaskan bahwa prediksi balik modal dalam kurun waktu hampir empat dekade itu dengan syarat penetapan tarif Rp 350.000 untuk jarak paling jauh. Kendati demikian, selama tiga tahun pertama, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta agar tarif tertinggi ditetapkan sebesar Rp 250.000 selama tiga tahun.
Adapun, saat ini pemerintah tengah mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sebesar Rp 3,2 triliun. Tambahan PMN itu guna menyetorkan modal ke ke ekuitas KCIC, di mana KAI berperan sebagai pemimpin konsorsium BUMN Indonesia, dalam rangka pembayaran pembengkakan biaya proyek.
Direktur Utama PT KAI berharap tambahan PMN Rp 3,2 triliun turun sebelum akhir tahun ini guna membantu pembayaran biaya bengkak proyek kereta cepat. Didiek menyampaikan bahwa tambahan PMN tersebut bisa menjamin kesinambungan dan keberlanjutan proyek kereta cepat untuk bisa mulai beroperasi pada Juni 2023.
"Kalau PMN ini diberikan maksimal Desember (2022), maka kami bisa yakinkan tidak ada penambahan cost overrun lagi. Proyek akan selesai pertengahan 2023," ujarnya.
Adapun, saat ini pemerintah Indonesia dan Cina masih negosiasi mengenai perhitungan biaya bengkak Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. “(Cost overrun) dalam proses negosiasi ya. Artinya diskusi terus dilakukan. Semua masih dalam timeline pemenuhan pendanaan cost overrun. Komitmen pemerintah Indonesia dan Cina sama yaitu untuk segera bisa mendapatkan pendanaan cost overrun agar bisa segera ber-progress," kata Dwiyana lagi.
Selanjutnya: Proyek kereta cepat juga menghadapi tantangan ...