Kondisi yang dialami Shopee ini pun telah mendapatkan perhatian dari Asosiasi E-Commerce Indonesia atu IdEA. Ketua Umum IdEA Bima Laga menyatakan tren efisiensi perusahaan-perusahaan teknologi yang bergerak di sektor belanja online seperti Shopee ini kemungkinan besar memang akan terus berlanjut.
Bima menjelaskan ini karena perusahaan e-commerce harus mengimbangi kondisi bisnis pasar digital di Indonesia yang telah terbentuk. Perusahaan tak lagi harus memiliki banyak karyawan untuk mengakuisisi konsumen atau pengguna maupun pedagang onlinenya seperti saat masih menjadi perusahaan rintisan.
"Kan posisi sekarang sebenarnya konsumennya sudah mulai matang nih, pelaku usahanya juga sudah mulai jelas. Bisa jadi pekerja yang ada di divisi tersebut sudah tidak terlalu menjadi prioritas, jadi ada efisiensi di sektor itu," kata Bima saat dihubungi, Selasa, 20 Oktober 2022.
Tapi Bima menegaskan, terbentuknya iklim bisnis e-commerce di Indonesia saat ini bukan berarti potensi pertumbuhannya sudah terhenti, sehingga perusahaan-perusahaan e-commerce tinggal mencari profit atau laba. Sebab, jumlah pengguna ruang digital di Indonesia masih sedikit.
"Jadi dari sisi akuisisinya, akuisisi konsumen, sebetulnya tidak seprioritas lagi. Mungkin prioritas tapi tidak lagi top priority mereka, karena mereka juga harus mulai memperhitungkan, kaya investasi juga," ujar Bima.
Berdasarkan data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), penduduk Indonesia yang telah menggunakan Internet hingga pertengahan 2022 sebanyak 220 juta orang. Angka tersebut melonjak sekitar 77 persen dari saat masa sebelum Pandemi Covid-19 yang sebanyak 175 juta pengguna.
Sementara itu, dari sisi jumlah pedagang online khususnya yang masih berbentuk usaha kecil dan menengah atau UKM yang masuk ke e-commerce berdasarkan data IdEA baru mencapai 11 juta sejak Mei 2020 hingga Juni 2022. Namun, nilai transaksinya hingga 2021 baru tercatat sebanyak US$ 53 miliar.
"Kalau ngomongin profit sepertinya belum sampai di sana juga karena kan pengguna e-commerce kita dari pengguna Internet itu masih kecil, masih perlu growth dari sisi itu. Cuma memang mereka perlu mengubah strategi dari skala prioritas," kata Bima.
Kendati begitu, Bima mengatakan, perusahaan-perusahaan e-commerce masih harus melakukan efisiensi atau penyesuaian karena saat ini juga mulai memasuki tahap pengembalian hasil investasi dari para penyokong dananya. Karena itu, efisiensi dari sisi pengurangan jumlah karyawan mau tidak mau harus dilakukan e-commerce.
"Tapi memang layoff itu jadi salah satu efisiensi yang efektif untuk jangka pendek. Tapi bisa jadi mereka layoff 4 orang, tapi mereka rekrut 1 orang. Jadi misal 1 yang bisa melakukan 3 job, itu kan bagian dari efisiensi kan tapi yang terlihat di layoff-nya aja," ucap dia.