Dinilai bermuatan politik
Ahli politik Universitas Paramadina A. Khoirul Umam menilai ada unsur politik sehingga BUMN dan Kemenparekraf enggan ikut campur Formula E Jakarta. Umam menilai minimnya dukungan pemerintah pusat terhadap ajang Formula E menunjukkan bahwa kebijakan alokasi sumber daya negara sudah menjadi medan pertarungan politik.
“Bukan hanya BUMN, bantuan dari Kemenparekraf yang kini dijabat oleh Sandiaga Uno, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, juga dikabarkan tidak turun,” ujar dia melalui pesan WhatsApp, Jumat, 3 Juni 2022.
Menurut Umam, sikap diam sejumlah kementerian seolah diorkestrasi oleh kekuatan besar politik tertentu, yang menghendaki ketidakberhasilan atau tidak optimalnya penyelenggaraan Formula E Jakarta. Dia menilai, seolah ada ketakutan besar bahwa keberhasilan Formula E akan memberikan efek boosting elektabilitas terhadap figur capres potensial tertentu.
“Tentu yang dirasa tidak sesuai dengan selera elit politik di jantung kekuasaan saat ini,” tutur Umam.
Selain itu, dia melanjutkan, sikap sejumlah lembaga ini tampak sangat berbeda jika dibandingkan dengan langkah cepat dalam memberikan dukungan untuk berbagai kegiatan. Seperti progam pembangunan, hingga berbagai jenis bantuan sosial, ke Pemerintah Kota Surakarta, misalnya.
“Seolah-olah ada perlombaan untuk ‘mengambil hati’ Presiden Jokowi, mengingat Wali Kota Surakarta saat ini adalah putra presiden,” kata dia.
Umam menilai langkah pemerintah pusat terasa semakin ironis pada kegiatan misalnya Paris Fashion Week ‘palsu’ yang sempat menimbulkan kontroversi publik di awal Maret lalu. Kegiatan itu mendapatkan bantuan dari Kemenparekraf.
Dia mempertanyakan mengapa sejumlah stakeholders di pemerintah pusat justru absen dalam penyelenggaraan balapan Formula E. Seharusnya, kegiatan itu digunakan untuk mempromosikan Jakarta dan Indonesia.
Baca juga:
Ahmad Sahroni: Duit Sponsor Formula E Tak Sebanding dengan Biaya Komitmen