Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Krisis Rusia-Ukraina, Mungkinkah Diplomasi Menghentikan Ancaman Perang?

Reporter

image-gnews
Warga Ukraina mengambil bagian dalam Unity March, yang merupakan prosesi untuk menunjukkan semangat patriotik mereka di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia, di Kyiv, Ukraina 12 Februari 2022. REUTERS/Valentyn Ogirenko
Warga Ukraina mengambil bagian dalam Unity March, yang merupakan prosesi untuk menunjukkan semangat patriotik mereka di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia, di Kyiv, Ukraina 12 Februari 2022. REUTERS/Valentyn Ogirenko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Ketegangan Rusia-Ukraina mencapai titik tertinggi hari ini ketika intelijen Amerika Serikat dilaporkan memprediksi Rusia akan mulai menginvasi Ukraina pada 16 Februari.

Seperti dilansir Reuters, Selasa 15 Februari 2022, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun  menetapkan tanggal 16 Februari sebagai 'hari persatuan'.

Zelensky menyerukan warga Ukraina untuk mengibarkan bendera di gedung-gedung serta menyanyikan lagu kebangsaan secara serempak pada Rabu waktu setempat.

Para pejabat Ukraina menekankan bahwa Zelensky tidak memprediksi serangan pada tanggal tersebut. Namun, ia hanya merespons laporan media-media asing dengan skeptisisme.

Sejumlah media-media Barat mengutip para pejabat AS dan lainnya yang menyebut tanggal itu sebagai momen militer Rusia siap untuk menyerang.

"Mereka memberitahu kita bahwa 16 Februari akan menjadi hari penyerangan. Kita akan menjadikannya sebagai hari persatuan," kata Zelensky dalam pesan video yang ditujukan untuk rakyat Ukraina."Mereka berupaya menakut-nakuti kita sekali lagi dengan menyebutkan tanggal dimulainya aksi militer.”

Zelensky telah sejak lama mengatakan bahwa meski dirinya meyakini Rusia mengancam negaranya, tetapi kemungkinan invasi dalam waktu dekat telah dilebih-lebihkan oleh sekutu-sekutu Barat.

Sikap Presiden Ukraina ini tentunya memberikan secercah harapan bahwa perang antara kedua negara jiran dapat dicegah.

Sejumlah langkah diplomasi juga terus dilakukan negara-negara Eropa untuk memupus kemungkinan perang antara Barat dan Rusia sejak era Perang Dingin.

Pada Senin lalu, Kremlin memberikan isyarat bahwa mereka siap untuk terus berbicara dengan Barat tentang keluhan keamanan yang menyebabkan krisis Ukraina saat ini. Hal ini tentu saja menawarkan harapan bahwa Rusia mungkin tidak menyerang tetangganya seperti yang dikhawatirkan AS dan sekutu Eropa.

Meskipun ada peringatan dari Washington, London dan negara lain bahwa pasukan Rusia dapat bergerak ke Ukraina pada besok, pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov menyatakan sebaliknya.

Dalam sesi diskusi dengan Putin di televise Rusia, Lavrov berpendapat bahwa Moskow harus mengadakan lebih banyak pembicaraan dengan AS dan sekutunya. Meskipun Barat menolak untuk mempertimbangkan tuntutan keamanan utama Rusia.

Moskow, yang menyangkal memiliki rencana untuk menyerang Ukraina, menginginkan jaminan Barat bahwa NATO tidak akan mengizinkan Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya bergabung sebagai anggota.

Rusia juga ingin aliansi tersebut menghentikan penyebaran senjata ke Ukraina dan menarik mundur pasukannya dari Eropa Timur—tuntutan yang ditolak mentah-mentah oleh Barat.

Pembicaraan "tidak dapat berlangsung tanpa batas, tetapi saya akan menyarankan untuk melanjutkan dan memperluasnya pada tahap ini," kata Lavrov.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia mencatat bahwa Washington telah menawarkan untuk melakukan dialog tentang batasan penempatan rudal di Eropa, pembatasan latihan militer dan langkah-langkah lainnya. Lavrov mengatakan kemungkinan untuk pembicaraan "masih jauh dari kata akhir."

Komentar keduanya tampaknya dirancang untuk mengirim pesan ke dunia tentang posisi Putin sendiri: yaitu, harapan untuk solusi diplomatik belum mati.

Pada perjalanan diplomatik terakhir, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan "tidak ada alasan yang masuk akal" atas penumpukan lebih dari 130 ribu tentara Rusia di perbatasan Ukraina di utara, selatan dan timur.  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

2 hari lalu

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari berbicara kepada media saat militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April. 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 17 April 2024 diawali oleh kabar kecanggihan drone dan rudal Iran yang mampu lewati dua negara sebelum tiba di Israel


Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

3 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah


Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

4 hari lalu

Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani di Gedung Putih di Washington, AS, 15 April 2024. Iraqi Prime Minister Media Office/Handout via REUTERS
Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.


Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

4 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

Serangan Iran yang diluncurkan ke Israel menuai respons dari berbagai pihak termasuk Presiden AS Joe Biden, Rusia, dan Cina.


Moskow Menyindir Israel yang Tak Pernah Mengutuk Serangan Ukraina ke Rusia

4 hari lalu

Maria Zakharova, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia. Sumber: en.wikipedia.org
Moskow Menyindir Israel yang Tak Pernah Mengutuk Serangan Ukraina ke Rusia

Kementerian Luar Negeri Rusia merasa punya kewajiban mengutuk serangan rudal dan drone oleh Iran ke Israel pada Sabtu, 13 April 2024.


Iran Lancarkan Serangan Balasan ke Israel, Apa Respons Amerika Serikat, China, dan Rusia?

5 hari lalu

Iran Lancarkan Serangan Balasan ke Israel, Apa Respons Amerika Serikat, China, dan Rusia?

Iran telah melancarkan serangan udara terhadap Israel yang menuai berbagai respon dari negara-negara di dunia, termasuk China, Rusia, dan AS.


Proyeksi Serangan Balasan Israel ke Iran

5 hari lalu

Proyeksi Serangan Balasan Israel ke Iran

Israel membahas kemungkinan serangan balasan ke Iran setelah 300 misil dan drone Iran menyerang Israel pada Ahad dinihari.


Kecam Serangan Iran, Zelensky Sebut Ukraina Juga Butuh Bantuan seperti Israel

5 hari lalu

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy bertemu dengan Ketua Eksekutif dan Chief Executive Officer Fox Corporation Lachlan Murdoch, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina, dalam gambar selebaran yang dirilis 20 November 2023. Layanan Pers/Handout Kepresidenan Ukraina via REUTERS
Kecam Serangan Iran, Zelensky Sebut Ukraina Juga Butuh Bantuan seperti Israel

Zelensky mengecam serangan pesawat tak berawak dan rudal Iran terhadap Israel.


Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

8 hari lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menghadiri uji peluncuran rudal hipersonik berbahan bakar padat jarak menengah hingga jarak jauh yang baru, di lokasi yang tidak diketahui di Korea Utara, 2 April 2024, dalam gambar yang dirilis pada 3 April 2024,  oleh Kantor Berita Pusat Korea.  KCNA melalui REUTERS
Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

Kim Jong Un mengatakan Korea Utara siap untuk perang.


Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

9 hari lalu

Kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump pada  malam pemilihan pendahuluan presiden New Hampshire, di Nashua, New Hampshire, AS, 23 Januari 2024. REUTERS/Mike Segar
Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.