Menanggapi persoalan itu, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan Isy Karim menyatakan pemicu kenaikan harga bahan pangan itu tak cuma lantaran pasokan. Untuk minyak goreng, misalnya, lonjakan harga dipicu merangkaknya harga minyak mentah dunia. Adapun dari sisi pasokan, ia meyakini bahwa tidak ada persoalan.
Untuk itu, pemerintah mencoba mengatasi lonjakan harga minyak goreng dengan beberapa cara, antara lain dengan menggelontorkan 11 juta liter minyak goreng dalam kemasan sederhana di pasar retail modern. Pemerintah juga tengah mengkaji rencana subsidi.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan sedang mendekati sejumlah produsen minyak goreng untuk memasok kebutuhan operasi pasar.
Produk tersebut akan dijual dengan harga lebih murah pada tahun depan sehingga diharapkan dapat menstabilkan harga. Tantangannya, beberapa produsen minyak yang dihubungi sudah tidak lagi memiliki stok lantaran habis untuk diekspor.
Untuk perkara cabai, Kementerian Pertanian mengatakan melonjaknya harga disebabkan oleh pasokan yang lebih sedikit dari permintaan. Ia mengatakan hujan menjadi tantangan produksi saat ini.
"Jadi seperti dilihat sekarang kan lagi banyak hujan dan hampir seluruh lokasi sentra di Tanah Air lagi hujan bahkan banjir, sehingga menyebabkan beberapa tanaman rusak," ujar Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian Tommy Nugraha kepada Tempo, Rabu, 29 Desember 2021.
Di sisi lain, ia mengatakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat kini sudah melonggar, sehingga masyarakat sudah mulai kembali pergi ke rumah makan, restoran, hotel, dan tempat wisata. Akibatnya, permintaan cabai rawit pun meningkat."Ketika permintaan banyak, barang sedikit, maka otomatis harga meningkat," ujar Tommy.
Persoalan itu juga ditambah dengan tersendatnya transportasi akibat kendala cuaca yang menyebabkan pengiriman ke pasar-pasar tersendat. Sehingga, pasokan yang masuk belum memenuhi harapan.
"Kalau pertanyaannya kapan harga akan normal, sekarang kami sudah mau memulai lagi penanaman off season. Sehingga diharapkan untuk daerah tinggi yang tidak terkena banjir kita tingkatkan luas tanamnya untuk mencapai kebutuhan produksi," ujar Tommy.
Adapun untuk telur, Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan Kementerian Pertanian Risfaheri mengklaim baru melihat tren kenaikan harga pada sepekan terakhir yang bisa menyentuh Rp 40 ribu per kilohram. Tim Kementerian pun sedang terjun ke lapangan untuk mencari pemicunya.
"Informasi dari lapangan, ada bantuan sosial dalam bentuk telur yang dirapel tiga bulan dan direalisasi pada akhir tahun ini. ujarnya, Jika ada permintaan ekstrem, pemerintah akan berupaya mendistribusikan pasokan dari wilayah yang lebih rendah permintaannya.
CAESAR AKBAR | SYAHARANI PUTRI | VINDRY FLORENTIN
BACA: Minta Harga Pangan Segera Dikendalikan, Puan Maharani: Ibu-ibu Sudah Mengeluh