Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meyakini kebijakan pemerintah menerapkan pengetatan dengan PPKM Level 3 akan efektif.
Terlebih, ujar dia, pemerintah telah memiliki modal lebih baik dalam menangani libur panjang tahun ini ketimbang tahun sebelumnya. Seperti capaian vaksinasi tahap pertama yang sudah 60 persen, angka kasus Covid-19 yang semakin landai, dan fatality rate yang semakin rendah.
"Ini modal yang membuat kita lebih confidence. Akan tetapi kita tidak boleh sembrono, tidak boleh jumawa. Karena itu kita akan lebih hati-hati," tuturnya.
Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengkhawatirkan kebijakan PPKM Level 3 secara nasional ini justru membingungkan masyarakat. Sebab, ujar dia, penetapan level PPKM daerah yang sebelumnya dilakukan berdasarkan data saintifik dan capaian daerah, tiba-tiba disamaratakan.
"Saya setuju semangat pengetatannya, tapi kan penetapan level harus ada dasarnya. Kalau mau pengetatan, ya tambahkan saja misalnya larangan pesta kembang api dan sebagainya selama libur panjang ini," ujar Dicky saat dihubungi, Senin, 22 November 2021.
Selain itu, Dicky menilai pemerintahan Jokowi perlu memberikan insentif kepada masyarakat untuk tetap tinggal di rumah selama libur natal dan tahun baru ini. "Sebab ini sudah tahun ketiga pandemi, masyarakat mungkin sudah sangat jenuh, termasuk sektor-sektor usaha. Ini pasti akan mencari cara untuk bisa melakukan aktivitas ekonomi demi pemulihan ekonomi. Ini juga harus diperhatikan," ujar Dicky.
Baca juga: PPKM Level 3 Diterapkan di Seluruh Indonesia saat Libur Natal dan Tahun Baru
DEWI NURITA