TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memanggil para pembantunya untuk mengevaluasi pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Rapat terbatas itu diadakan di Kantor Presiden, Jakarta pada Senin, 22 November 2021.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengawali laporannya dengan memaparkan kondisi pandemi Covid-19 global dalam rapat tersebut. Ia melaporkan hampir semua negara di Eropa mengalami kenaikan kasus Covid-19 menjelang Natal dan tahun Baru ini. "Kenaikan itu hampir semuanya disebabkan oleh varian delta atau anak cucunya varian delta," ujarnya.
Adapun varian B.1.617.2 atau varian Delta telah terdeteksi di Indonesia sejak 124 hari yang lalu. Sub varian dan sub-sub varian delta pun sudah berkembang di Indonesia. Varian yang dikenal sebagai anak-cucu virus corona dan telah menyebar di beberapa tempat di Tanah Air itu meliputi AY2.4, AY 2.3, dan AY 4. Hanya varian AY.4.2 atau Delta Plus yang disebut belum ditemukan di Indonesia.
Budi menyampaikan Indonesia adalah salah satu dari beberapa negara yang sudah terpapar varian delta namun sampai sekarang kasusnya masih landai. "Tapi kita juga melihat ada Srilanka, yang sudah pernah kena Delta, sekarang sudah mulai ada kenaikan. Semua kejadian kasus di luar negeri ini kami pelajari dan kami laporkan ke presiden agar kita tetap waspada, terutama menjelang natal dan tahun baru ini," ujar Budi.
Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan India merupakan salah satu contoh negara yang telah terpapar varian delta. Namun kasusnya terjaga atau melandai meskipun cakupan vaksinasi masih di bawah 50 persen.
Menurutnya, analisa kenapa kasus Covid19 tetap rendah adalah karena sudah cukup banyak penduduk yang ternyata punya antibodi terhadap SARS CoV-2, virus penyebab Covid-19. Hal tersebut diketahui dari survei antibodi yang dilakukan pemerintah India.
“Data akhir Oktober 2021 menunjukkan 97 persen penduduk New Delhi sudah memiliki antibodi dalam derajat tertentu, baik karena sudah divaksin Covid-19 maupun karena sudah tertular secara alamiah,” ujar dia, Senin, 22 November 2021.
Adapun di Indonesia, survei antibodi di 34 provinsi dan 1.000 desa sedang dilakukan dan ditargetkan baru akan rampung pada Desember mendatang. Survei tersebut nantinya akan dipakai pemerintah sebagai landasan untuk memutuskan sejumlah kebijakan.