TEMPO.CO, Jakarta - Pemberian dana hibah di Dinas Sosial DKI Jakarta menjadi polemik. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI 2022 tertera alokasi anggaran Rp 900 juta untuk organisasi non-profit, Bunda Pintar Indonesia.
DPRD DKI Jakarta dan Dinsos menyepakati anggaran tersebut dalam rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2022. Ketua Komisi E Bidang Kesra DPRD DKI Iman Satria mengatakan, anggaran itu dikucurkan untuk kegiatan guru pendidikan anak usia dini (PAUD).
"Itu untuk kegiatan guru-guru PAUD," kata dia saat dihubungi, Sabtu, 20 November 2021.
Dari data proposal yang diterima Tempo, Bunda Pintar Indonesia membagi rencana anggaran 2022 ke dalam enam kegiatan. Total anggaran yang diajukan lebih besar dari yang disetujui, yakni Rp 1 miliar.
Pertama untuk kebutuhan internal organisasi, seperti alat tulis kantor, spanduk, hingga upah penjaga sekretariat. Kedua, dana stimulan BPP, BPD, dan BPC. Ketiga anggaran untuk gerakan mengajar 100 guru. Keempat, gerakan mengajar 1000 generasi emas. Kelima, pengajian yang membutuhkan anggaran makan, penceramah, spanduk, serta keamanan.
Keenam, bedah PAUD di lima kota dan satu kabupaten Jakarta. Bunda Pintar Indonesia merencanakan biaya material di satu tempat Rp 17,5 juta (enam titik berarti Rp 105 juta), honor tukang Rp 17 juta (enam titik berarti Rp 102 juta), transportasi survei Rp 150 ribu (enam titik berarti Rp 900 ribu), dan satu pembiayaan lagi berkaitan dengan tempat senilai Rp 162,5 ribu (enam titik berarti Rp 975 ribu).
Iman menyebut tak ada yang salah dari pemberian dana hibah Rp 900 juta untuk Bunda Pintar Indonesia. "Karena ini namanya guru-guru, harus berbuat yang terbaik. Mereka untuk mendidik anak-anak yang usia dini," jelas politikus Partai Gerindra ini.
Menurut Iman, rencana kucuran dana hibah ini merupakan yang pertama kali. Masalahnya, nilai ini adalah yang terbesar ketiga di pos anggaran Dinsos DKI. Hibah tertinggi diberikan untuk Karang Taruna DKI yaitu Rp 1 miliar. Lalu hibah untuk organisasi non-profit Bunda Pintar Indonesia binaan Wakil Ketua DPRD DKI Zita Anjani senilai Rp 900 miliar.
Di peringkat tertinggi ketiga adalah dana hibah untuk Yayasan Pondok Karya Pembangunan senilai Rp 486 juta. Yayasan ini diketuai KH. Amidhan, ayah Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria. Nilai anggaran hibah dari Dinsos selanjutnya turun drastis, rata-rata organisasi atau yayasan hanya mendapat Rp 25 juta hingga Rp 100 juta.
Sebagai contoh hibah untuk Al-Alifiyah Jakarta (Rp 25 juta) dan Yayasan Putra Putri Indonesia (Rp 50 juta). Dana hibah terendah adalah untuk Yayasan Cheshire Indonesia, organisasi bagi penyandang disabilitas khususnya tuna daksa, yaitu Rp 18 juta.
Akun Instagram @bundapintarindonesia juga tak aktif sepanjang tahun ini. Terakhir kali akun itu mengunggah poster digital ucapan Selamat Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2020. Dalam e-poster itu terpampang jelas foto Wakil Ketua DPRD DKI Zita Anjani.