Berikutnya, pemerintah juga melihat margin keuntungan dari penyelenggara tes PCR. Walau demikian, Nadia mengakui belum ada lagi evaluasi tersebut usai pengumuman akhir bulan lalu. "Kami belum ada kajian untuk mengevaluasi harga PCR," kata dia.
Jika dirunut pada masa awal pandemi, harga tes PCR bisa mencapai Rp 2,5 juta. Dalam perjalanannya hingga kini, harga tes sudah turun sebanyak empat kali. Penurunan harga pertama terjadi pada 5 Oktober 2020 dengan harga tes PCR ditetapkan sebesar Rp 900 ribu.
Berikutnya pada Agustus 2021, harga tes PCR turun jadi Rp 495 ribu di Jawa Bali dan Rp 525 ribu di luar Jawa Bali. Yang teranyar, harga tes PCR ditetapkan pada akhir Oktober lalu di angka Rp 275 ribu dan Rp 300 ribu oleh Kemenkes lewat Surat Edaran Nomor HK.02.02/I/3843/2021 tentang Batas Tarif Tertinggi Pemeriksaan RT-PCR.
Usai penurunan harga ini, Komisi BUMN DPR memanggil holding perusahaan farmasi yang dipimpin PT Bio Farma (Perseo) dan dua anggotanya yaitu PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk. Dalam rapat ini, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengakui harga tes PCR di awal pandemi memang mencapai jutaan.
"Itu karena banyak lab melakukan bundling layanan," kata Honesti dalam rapat di Gedung DPR, Senayan, 9 November lalu. Kala itu lab juga memberikan layanan foto toraks, sehingga tidak murni tes PCR saja. Belum lagi, mekanisme harga saat itu masih diserahkan kepada pasar.
Lalu dalam rapat ini, akhirnya terbuka pula struktur harga dari layanan PCR selama ini. Salah satunya yaitu harga reagen yang jadi komponen utama dalam pemeriksaan PCR. Reagen merupakan cairan yang digunakan untuk mendukung pengujian tes PCR swab maupun alternatif gargle PCR.
Bio Farma memproduksi reagen dengan merek mBioCov-19. Honesti mengatakan harga reagen yang diproduksi Bio Farma yaitu sebesar Rp 90 ribu (belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai atau PPN). Akan tetapi, harga yang tayang di e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah atau LKPP naik tinggi menjadi Rp 193 ribu termasuk PPN.
Sekarang, harga ini sedang diusulkan turun jadi Rp 89.100 termasuk PPN. Tapi semua ini sebenarnya baru harga reagen saja, yang menurut Honesti hanya berkisar antara 31 sampai 34 persen dari seluruh komponen pelayanan pemeriksaan PCR. “Sedangkan komponen lainnya di luar kendali Bio Farma,” kata Honesti.