Pada Oktober 2020, seorang pemuda berinisial KS nekat mencoba bunuh diri di kamar mandi minimarket Alfamidi Buaran Raya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Pria 25 tahun itu menyayat nadinya dengan pisau cutter yang ia beli di minimarket tersebut.
"Dia sayat nadi tangan kirinya," ujar Kapolsek Duren Sawit AKP Rensa Sastika Aktadivia saat dihubungi Tempo, Minggu, 25 Oktober 2020.
Beruntung usaha bunuh diri gagal setelah pegawai minimarket memergokinya. Saat ditemukan, KS sudah bersimbah darah dan dalam keadaan kritis. Ia kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat. "Dia mencoba bunuh diri karena terbelit utang pinjaman online atau fintech," ujar Rensa.
Lalu pada Februari 2019, seorang sopir taksi bernama Zulfadhli mengakhiri hidup dengan gantung diri karena terlilit utang pinjaman online yang tak sanggup dilunasinya. Polisi menemukan mayat Zulfadhli dengan kondisi leher terjerat seutas tali di Jalan Mampang Prapatan, Tegal Parang, Jakarta Selatan.
"Polisi sudah melakukan penyelidikan, hasil pemeriksaan tidak ada luka karena orang lain," kata Kepala Kepolisian Sektor Mampang Prapatan Kompol Tri Harjadi saat dihubungi Tempo pada Senin sore, 11 Februari 2019.
Setelah peristiwa gantung diri itu dilaporkan ke polisi, penyidik mendapati selembar kertas bertulisan tangan Zulfadhli. Dalam suratnya, pria kelahiran Padang tahun 1984 itu menuliskan bahwa ia sedang terlilit utang dan dikejar-kejar oleh rentenir pinjol.
Beberapa kasus terkait pinjol ini sudah disampaikan kepada Pulih, sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendampingan psikologis terhadap korban kekerasan rumah tangga, seksual, dan berbagai bentuk trauma lainnya.
"Ada rujukan dari salah satu Lembaga Bantuan Hukum (LBH), ada juga direct messages di medsos Pulih terkait pinjol," kata media officer Pulih, Wawan Suwandi, saat dihubungi.
Yayasan ini belum merinci berapa banyak kasus terkait pinjol yang datang ke mereka. Akan tetapi, mereka berharap edukasi terkait pinjol ini bisa dilakukan lebih tepat sasaran.
"Baiknya petakan dulu masyarakat seperti apa yang paling banyak mengakses pinjol, baru tentukan jenis edukasi dan medianya agar tepat sasaran," kata dia.
Menurut Wawan, masyarakat yang mengalami persoalan kesehatan mental akibat pinjol pun bisa melaporkan atau berkonsultasi dengan Pulih. "Mereka bisa melakukan pemulihan psikologi," kata Wawan.