TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah bergegas membuka gerbang pariwisata Bali bagi turis asing mulai 14 Oktober 2021. Kebijakan ini diambil satu bulan setelah status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Bali turun level dari level 4 menjadi level 3.
Sebelumnya, pemerintah menurunkan level PPKM di Bali pada 13 September 2021 setelah menimbang berbagai indikator kesehatan.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan pelaksanaan pembukaan pariwisata Bali diawali dengan uji coba. Uji coba ini merupakan tahap awal untuk menandai digelarnya perhelatan agenda internasional yang akan berpusat di Indonesia pada 2022.
“Uji coba itu juga sebagai salah satu langkah untuk menyambut beberapa agenda internasional, seperti menjadi tuan rumah untuk perhelatan G20 dan lainnya,” ujar Sandiaga dalam jawaban tertulis seperti dikutip Rabu, 6 Oktober 2021.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendata, selain G20, setidaknya ada empat hajatan besar skala global yang akan dilaksanakan di Indonesia tahun depan. Keempatnya adalah Destination Wedding Planner (DWP), Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) Conference, Global Platform For Disaster Risk Reduction (GDPRR), dan CIDESCO World Congress.
Sandiaga mengklaim Bali menunjukkan perkembangan kesiapan dan penanganan Covid-19 yang kian matang. Selain angka Covid-19 yang terus menurun menjadi dua digit per hari, seluruh masyarakat setempat telah memperoleh vaksin virus corona lengkap. Untuk menambah proteksi terhadap wisatawan, Kementerian juga mewajibkan hotel dan restoran yang menampung kunjungan para turis memiliki sertifikat cleanliness, health, safety, dan environment sustainability (CHSE).
Rencana pembukaan gerbang wisatawan asing di Bali dikemukakan oleh Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan, 4 Oktober 2021 lalu. Luhut mengatakan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali akan mulai menerima kunjungan turis asing pada 14 Oktober 2021. Pada tahap pertama, wisatawan yang diizinkan memasuki Bali ialah yang berasal dari Korea Selatan, Cina, Jepang, Uni Emirat Arab, dan Selandia Baru.
Bandara menjadi titik kritis yang akan memperoleh pengawasan secara ketat karena merupakan lokasi awal kedatangan orang asing. Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir memastikan kesiapan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sebagai pintu masuk wisatawan. Menurut Erick, perlu dilakukan pemantauan agar kebijakan pembukaan Bali tidak menimbulkan gelombang penyebaran Covid-19.
“Saya akan pastikan kesiapan bandara benar-benar dijaga, jangan sampai lengah, tidak waspada. Dalam penanganan Covid tidak semua bisa 100 persen terproteksi. Kedisiplinan harus diutamakan,” ujar Erick.