Temuan kasus Covid-19 saat sekolah tatap muka di Kota Tangerang itu juga menjadi perhatian masyarakat dari daerah sekitarnya. Lili, 50 tahun, mengatakan sebagai orang tua dia khawatir. Ia pun mengatakan, jika terjadi hal seperti itu lebih baik kembali pembelajaran jarak jauh atau online.
Epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan pemerintah daerah perlu melakukan persiapan yang amat matang sebelum memutuskan menggelar sekolah tatap muka terbatas. Ia menyarankan agar melakukan survei terlebih dahulu berapa banyak siswa yang sudah pernah terpapar Covid-19 dan belum.
Harapannya, mereka yang pernah terpapar memiliki antibodi sehingga lebih aman untuk berkegiatan di luar rumah. Terlebih, saat ini anak usia 12 tahun belum dapat menerima vaksin Covid-19. Ia pun meminta agar pemerintah daerah membenahi proses pelacakan. Selama ini, menurut Tri, penelusuran hanya dilakukan kepada warga yang bergejala.
Ia juga mengkritik pemerintah daerah yang terkesan baru melakukan pelacakan setelah ditemukan klaster di sekolah yang menggelar sekolah tatap muka terbatas. “Yang tidak bergejala itu banyak dan tidak terdeteksi. Jangan sampai menunggu kebakaran dulu,” ujar dia melalui telepon pada Sabtu, 2 Oktober 2021.
Baca: 25 Siswa Terpapar Covid-19, Ombudsman Minta Kota Tangerang Evaluasi PTM
ADAM PRIREZA | M. SIDIK PERMANA | ADI WARSONO | ADE RIDWAN |