Tempo juga mencoba mengkonfirmasi perihal penurunan anggaran kesehatan ini kepada Kementerian Kesehatan. Pihak Kemenkes telah memberikan respons, tapi belum ada jawaban khusus mengenai hal ini sampai berita ini ditayangkan.
Sementara di saat yang bersamaan, sejumlah pos anggaran naik di tengah pandemi. Salah satu yang disorot adalah anggaran pertahanan yang bertambah 11,6 persen, dari Rp 120,2 triliun pada outlook 2021 menjadi Rp 134,1 triliun pada RAPBN 2022. Tapi, anggaran ini turun dibandingkan realisasi 2020 yang sebesar Rp 136,9 triliun.
Anggaran pertahanan ini dibagi untuk tiga pos yaitu Kementerian Pertahanan, Dewan Ketahanan Nasional, dan Lembaga Ketahanan Nasional. Mayoritas anggaran pertahanan di 2022 ini ditujukan untuk Kementerian Pertahanan.
Juru bicara Menteri Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan alokasi anggaran 2022 ini tentu sudah mencerminkan kebutuhan untuk menghadapi ancaman dan tantangan geopolitik kawasan di tahun depan. Di sisi lain, ia menyebut kenaikan yang terjadi sebenarnya tidak besar. "Tidak ada kenaikan signifikan dibandingkan tahun 2021," kata dia.
Khusus untuk Kementerian Pertahanan saja, alokasi anggarannya mencapai Rp 133,9 triliun dari total anggaran pertahanan Rp 134,1 triliun. Angka ini naik dari Rp 118,1 triliun pada outlook 2021, tapi turun dari posisi Rp 136,8 pada realisasi 2020.
Di luar bidang pertahanan, pos anggaran lain juga dirancang lebih besar ketimbang kesehatan. Sebut saja anggaran infrastruktur tahun 2022 yang mencapai Rp 384,7 triliun, jauh lebih besar dibandingkan anggaran kesehatan yang sebesar Rp 255,3 triliun.
Memang, anggaran kesehatan Rp 255,3 triliun ini tetap bisa bertambah di kemudian hari. "Untuk mengantisipasi kebutuhan tambahan anggaran kesehatan, maka alokasi tersebut dalam pelaksanaannya dapat meningkat," demikian tertulis di dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2022.
Guru Besar Emeritus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Emil Salim sebelumnya pernah mengkritik pengadaan alutsista yang direncanakan oleh pemerintah. Menurut Emil, rakyat saat ini sedang bergumul dengan pandemi Covid-19.
Selain pandemi Covid-19, rakyat juga menghadapi krisis ekonomi yang masih merajalela. Sehingga, derita rakyat belum tertanggulangi. "Urgenkah belanja senjata ABRI SEKARANG," kata Emil lewat akun twitter resmi @emilsalim2020 pada Rabu, 2 Juni 2021. Ia pun mempertanyakan apakah ada studi kelayakan dan rencana utuh terkait belanja ini di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
RR ARIYANI | FAJAR PEBRIANTO
Baca: Pemerintah Bakal Tarik Utang Rp 973,58 Triliun di 2022, Untuk Apa Saja?