Rumah-rumah yang rusak akibat terjangan banjir yang disebabkan hujan deras di Schuld, Jerman, pada 15 Juli 2021. REUTERS/Wolfgang Rattay
Sesungguhnya, London sudah membangun sistem pertahanan banjir di dekat sungai Thames. Namun, sistem itu dibangun untuk menahan banjir akibat gelombang besar. Untuk banjir akibat hujan deras berkepanjangan, sistemnya tak siap.
"Sungguh mengkhawatirkan kita melihat rumah sakit sampai harus ditutup karena banjir. Kita perlu melakukan sesuatu untuk memastikan infastruktur vital tak terdampak."
"Resikonya selalu besar di kawasan urban karena permukaan ditutupi aspal dan beton (yang tak bisa menyerap air). Selain itu, kita masih mengandalkan drainase tua, zaman Victorian," ujar Stephens tegas.
Apa langkah yang bisa dilakukan? Di saat pembangunan sudah kadung gencar, menghentikannya agar tidak semua wilayah menjadi lahan banjir bukan perkara gampang. Langkah terdekat yang bisa dilakukan, menurut Stephens, adalah menyederhanakan komunikasi dan koordinasi perihal banjir.
Seperti Jerman, Inggris tidak telat mengirimkan informasi soal potensi banjir. Namun, peringatan dari Kantor Meteorologi Inggris lebih berupa peringatan curah hujan. Tidak semua orang paham bahwa curah hujan yang dilaporkan berpotensi menjadi banjir besar. Hal itu yang perlu diperbaiki.
"Sebagai individu, pertanyaannya adalah apa yang akan kamu lakukan dengan informasi tersebut? Jika kamu tidak tahu properti kamu terancam diterpa banjir, dan kamu tidak memiliki peringatan banjir, maka rakyat tidak akan pernah siap," ujar Stephens menegaskan soal banjir di Eropa.
Baca juga: Tertawa Saat Pidato Duka di Lokasi Banjir, Kandidat Kanselir Jerman Minta Maaf
ISTMAN MP | CNN | NY TIMES