Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan PPKM Darurat memang berdampak pada penurunan mobilitas. Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat mobilitas warga di Jakarta menurun hingga 21,3 persen.
Data Google Mobility menunjukkan mobilitas warga Ibu Kota ke perkantoran, toserba, apotek, taman, dan angkutan umum menurun 14-72 persen. Meski begitu, ada peningkatan pergerakan orang di kawasan permukiman, yakni 17 persen. Data ini diambil dari hasil penjejakan telepon seluler yang diolah Google Mobility dan Facebook Mobility.
Menurut Pandu, penurunan mobilitas bukan satu-satunya indikator yang mau dilihat. Dia lebih memprioritaskan tingkat keterisian ruang isolasi dan ICU di rumah sakit.
"Kalau rumah sakit masih penuh, itu mengindikasikan masih belum terkendali," kata dia.
Dia menilai PPKM Darurat tak akan menekan penambahan kasus Covid-19, meski mobilitas warga menurun lantaran pemerintah terlambat memberlakukan PPKM Darurat. "Daruratnya seharusnya sebulan yang lalu. PPKM Darurat tidak diimplementasi sedini mungkin."
Selain PPKM Darurat, kata dia, pemerintah juga perlu mengevaluasi pelaksanaan 3T, yaitu tracing, testing, dan treatment. Lalu vaksinasi Covid-19 juga harus digencarkan, tak boleh kendur.
Baca: Izin 36 Perusahaan Bus Pelanggar PPKM Darurat Terancam Dicabut
LANI DIANA | FRANSISCO ROSARIANS ENGA GEKEN