Data Badan Pusat Statistik atau BPS, persentase penduduk miskin pada September 2020 sebesar 10,19 persen, meningkat 0,41 persen poin terhadap Maret 2020 dan meningkat 0,97 persen poin terhadap September 2019. Sedangkan dari sisi jumlahnya, penduduk miskin pada September 2020 sebesar 27,55 juta orang, meningkat 1,13 juta orang terhadap Maret 2020 dan meningkat 2,76 juta orang terhadap September 2019.
Jumlah masyarakat yang masuk kategori miskin dikhawatirkan terus bertambah seiring dengan krisis pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung. Untuk mencegah terjadinya imbas yang berkepanjangan, Bhima mengatakan pemerintah semestinya memberikan kompensasi atas keterlambatan pemberian bansos guna mengangkat kembali daya beli masyarakat miskin dan rentan miskin.
Selain mengkritik penyaluran bansos yang terlambat, Bhima menyoroti rendahnya pemberian bantuan sosial tunai atau BST senilai Rp 300 ribu per bulan. Bhima mengatakan nilai itu terlalu kecil. Semestinya, menurut dia, pemerintah menaikkan nilai bansos tunai menjadi Rp 1-1,5 juta per keluarga tiap bulan dan diberikan selama enam bulan ke depan.
Adapun pemerintah berencana menyalurkan bantuan sosial atau bansos beras 5-10 kilogram mulai Rabu, 14 Juli 2021. Penyaluran dilakukan melalui Perusahaan Umum Bulog.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan meminta bantuan kepada TNI/Polri untuk mencari lokasi marjinal di tiap daerah dan memastikan ketersediaan beras. Ia memastikan penyaluran bantuan sosial dilakukan secara merata.
“Terakhir sekali lagi saya minta dipastikan, jangan sampai ada rakyat yang gak bisa makan. Saya minta kalian lakukan patroli, cek di mana ada warga yang gak bisa makan, segera datangi, bantu,” ujar Luhut akhir pekan lalu.
Adapun Bulog telah menyiapkan stok beras sebanyak 200 ribu ton untuk tambahan bansos kepada penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) dan Program Keluarga Harapan (PKH). Bantuan akan diberikan kepada 10 juta penerima untuk masing-masing program.