Luhut menyebut Indonesia berencana mengimpor 10 ribu oksigen. Sebagian di antaranya, menurut dia, akan didatangkan dari Singapura. Konsentrator pun akan dikirimkan dengan pesawat Hercules.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mencatat kebutuhan oksigen medis per hari sebanyak 2.262 ton. Saat ini produsen oksigen didorong untuk mengalokasikan 100 persen produksinya untuk oksigen medis.
Beberapa industri produsen oksigen, seperti Samator Group, LINDE Indonesia, Petrokimia Gresik, Air Products Indonesia, Air Liquide Indonesia, dan Iwatani Industrial Gas Indonesia, telah berkomitmen memasok oksigen medis di Pulau Jawa. Total komitmen itu mencapai 1.315 ton per hari.
Sedangkan PT Pertamina (Persero) mengalokasikan 27 tangki oksigennya dengan kapasitas 20 ton untuk kebutuhan medis. Sebanyak 21 tangki didatangkan dari Morowali, Sulawesi Tengah, dan sisanya dari Balikpapan, Kalimantan Timur.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, menyatakan kementeriannya telah menjalin komunikasi dengan beberapa negara sahabat yang mengindikasikan siap membantu Indonesia dalam pengadaan alat-alat kesehatan. Impor alat kesehatan tersebut akan dilakukan saat kondisi mendesak.
“Saling membantu dalam hubungan antar negara adalah satu keniscayaan. Sebagaimana sebelumnya Indonesia juga membantu beberapa negara sahabat yang dihadapkan pada kesulitan di saat ada peningkatan kasus Covid-19 di negaranya, termasuk kebutuhan akan alkes,” ujar Teuku.
Teuku tidak menyampaikan detail alat-alat kesehatan yang akan didatangkan dari negara lain. Ia juga tidak merincikan negara-negara mana saja yang sudah menjajaki komunikasi dengan Indonesia terkait impor tersebut. Ia hanya menyatakan bahwa komunikasi dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Baca Juga: Kemenperin Sebut 600 Oksigen Konsentrator dari Cina Akan Tiba di RI Pekan Ini