Untuk mendatangkan oksigen konsentrator, Fridy mengatakan butuh waktu perjalanan sekitar sepuluh hari. Alat itu dikirim menggunakan kapal melalui prosedur pengiriman kargo internasional yang mengacu pada aturan yang berlaku pada masa pandemi Covid-19. Proses pengiriman konsentrator tak sepenuhnya mulus karena jadwal kapal mengantre.
Sesampainya di Indonesia, oksigen akan didistribusikan ke pusat karantina atau pusat medis yang membutuhkan sesuai dengan data Kementerian Kesehatan. Pengiriman konsetrator ini pun mengikuti komando dari Kementerian Kesehatan.
Ihwal harga oksigen konsentrator per unit, Fridy mengatakan besarannya mengikuti ketentuan industri negara produsen. Harga bisa bervariasi menyesuaikan flukstuasi permintaan dan penawaran.
“Yang namanya pesan kan deal-nya di sana. Harga bisa berubah tergantung merek, tergantung ukuran. Kalau dilihat hukum supply-demand, demand-nya ini bisa aja di sana (Cina) naik, ya kita ikuti saja. Namun yang jelas harga dasarnya ada,” tutur Fridy.
Selain oksigen konsentrator, ia mengungkapkan pemerintah berencana mengimpor ISO tank atau tangki oksigen. Namun rencana itu masih terus digodok sambil melihat kecukupan di dalam negeri. Fridy mengatakan saat ini industri-industri yang memiliki Iso tank, seperti Pertamina, sudah mengerahkan tangkinya untuk kebutuhan oksigen medis.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta para pemangku kepentingan lebih tanggap dan bekerja cepat untuk menambah pasokan oksigen. Luhut pun menggelar rapat khusus yang membahas pasokan oksigen pada Kamis, 8 Juli 2021.“Kita bermain dengan waktu, kita harus bekerja cepat,“ ucapnya.
Rencana untuk mengimpor oksigen konsentrator sebelumnya juga telah diungkapkan Luhut. Impor merupakan salah skenario pemerintah untuk memenuhi kecukupan oksigen bagi penderita Covid-19 bila sewaktu-waktu kasus harian Covid-19 menembus 40 ribu, bahkan mencapai 70 ribu.
“Kalau kasus lebih dari 40-50 ribu, kita akan buat skenario siapa yang akan kita mintai tolong. Kita sudah mulai approach, oksigen kami hitung buat skenario tim sampai 50 ribu, paling jelek 60-70 ribu kasus,” ujarnya.