TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah Indonesia memutuskan menambah pasokan oksigen bagi penderita Covid-19 dengan membuka keran impor, termasuk dari Cina. Kementerian Perindustrian menyatakan, melalui mekanisme business to business, importir telah melakukan pemesanan oksigen konsentrator sebagai alternatif di tengah menipisnya kebutuhan oksigen dalam negeri.
“Sudah ada yang on the way (dalam perjalanan). Kita pesannya 600 (unit) oleh Indorama. Tapi kan berebutan di sana. Perlu waktu (pengiriman). Dalam minggu ini diperkirakan sampai,” ujar Direktur Industri Kimia Hulu, Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil, Kementerian Perindustrian Fridy Juwono saat dihubungi Tempo, Kamis, 8 Juli 2021.
Oksigen konsentrator merupakan alat yang berfungsi memproses oksigen dengan cara mengambil udara di ruangan sekitar. Oksigen konsentrator diperuntukkan bagi penderita Covid-19 dengan gejala ringan yang tengah menjalani isolasi di rumah atau pusat karantina.
Fridy mengakui, tak mudah mendatangkan pasokan oksigen di tengah melonjaknya kasus Covid-19 di berbagai negara. Indonesia harus berkompetisi dengan negara lain yang membutuhkan stok oksigen untuk memenuhi kebutuhan di rumah sakit-rumah sakit.
“Negara-negara lain juga butuh, sedangkan sumbernya dari Cina. Kita upayakan bisa dapat sesuai yang kita inginkan, seoptimal yang kita butuhkan,” tutur Fridy.
Adapun Cina merupakan salah satu negara yang diandalkan untuk memasok kebutuhan oksigen dan peralatannya, termasuk konsentrator. Dibandingkan dengan negara lain, aktivitas produksi dan distribusi ekspor-impor Cina disebut-sebut telah berjalan normal. Negeri Tirai Bambu itu pun menjadi pusat industri pabrikasi bagi merek-merek asal negara lain.
Selain Cina, Indonesia telah menjajaki komunikasi dengan Singapura. Sedangkan dengan negara lain, seperti Eropa, Fridy mengatakan opsi-opsi itu belum diambil. “Kalau Eropa terlalu jauh, apalagi dalam situasi sekarang, dari Cina lebih efisien,” ujar Fridy.