Setelah itu, pemerintah setempat mesti melakukan uji coba seperti penerimaan turis di bandara dan pelaksanaan program yang mendatangkan pelancong lokal, seperti work from Bali. Pemerintah secara bertahap juga akan mengadakan agenda-agenda pariwisata untuk kembali menghidupkan Pulau Dewata sebagai destinasi utama.
Sebelum travel bubble benar-benar dibuka, Putu mengatakan harus ada pengetatan di pintu-pintu masuk untuk memitigasi penyebaran virus corona yang berpotensi dibawa oleh turis. Adapun saat masuk ke Indonesia, Putu memaparkan pemerintah setempat telah menyusun syarat bagi para turis.
Pertama, turis harus bebas dari Covid-19 dibuktikan dengan hasil tes swab PCR. Setibanya pelancong asing mesti melakukan tes swab ulang dan melakukan karantina mandiri di hotel-hotel yang telah ditetapkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan. “Karantina dibayar mandiri oeh wisatawan,” ujar Putu.
Selain itu, wisatawan yang akan masuk ke Bali diwajibkan mengantongi asuransi Covid-19. Standar persyaratan ini telah diajukan oleh pemerintah provinsi untuk disetujui oleh pemerintah pusat.
Persiapan pembukaan wisata Bali pun tengah dimatangkan PT Angkasa Pura I (Persero). Vice President Corporate Secretary Angkasa Pura I, Handy Heryudhitiawan, menjelaskan, Bandara Internasional Ngurah Rai Bali telah mendapatkan sertifikasi Safe Corridor Innitiative atau SCI pada Oktober 2020 untuk menyambut program travel bubble.
Angkasa Pura I juga sedang menyelesaikan tahap assesment terhadap affiliate member sektor hospitality. “Ditargetkan proses assesment selesai pada Juli 2021,” ujar Handy.
Setelah proses assesment selesai, Angkasa Pura I akan menggenjot penawaran paket tur Indonesia-Korea. Perseroan juga membuka kemungkinan untuk menjajaki kerja sama pembukaan wisatawan dengan Uni Emirat Arab.
Meski demikian, rencana ini masih menunggu keputusan dari pemerintah Indonesia. Apapun keputusan final dari pemerintah, diharapkan bisa jadi win-win solution bagi penanganan pandemi sekaligus menggerakkan pertumbuhan ekonomi, salah satunya lewat pariwisata.
Baca: Sandiaga Butuh Anggaran Rp 10 Miliar untuk Bawa Dangdut Goes to UNESCO