"Karena nilai pesangon dianggap lebih menarik," kata Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi SPHS Jakwan.
Meski seperti berada di usia senja karena banyaknya gerai tutup, perjalanan retail offline diperkirakan belum benar-benar berakhir. Budihardjo mengatakan gerai retail offline pada masa mendatang masih akan hidup, namun dengan penyesuaian besar-besaran.
Melihat fenomena di negara-negara maju, Budihardjo mengatakan gerai retail telah mulai memperkecil ukuran tokonya sebagai bentuk efisiensi. Penjualan pun dilakukan secara hybrid atau campuran, yakni melalui offline dan online.
“Untuk retail yang punya toko besar, mereka hanya akan menggunakan setengah gedungnya. Setengah lagi dimanfaatkan untuk disewakan sebagai restoran atau salon,” ujar Budihardjo.
Bukan tak mungkin model bisnis serupa dilakukan di Indonesia. Selain mengefisienkan ukuran gerainya, pengusaha retail mesti bersinergi dengan merek-merek tertentu untuk meningkatkan penjualan.
Dengan penyesuaian ini, Budihardjo meyakini pasar gerai retail offline masih berpotensi tumbuh pasca-pandemi. Apalagi, masih banyak masyarakat yang perlu berbelanja dengan melihat barang-barang asli.