Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelajaan Indonesia atau Hippindo Budihardjo Iduansjah mengatakan dalam pandemi ini membutuhkan solusi dan terobosan. "Kita tidak bisa mengeluh dan meminta bantuan pada pemerintah saja," kata Budihardjo dalam acara yang berbeda hari ini.
Hal itu pula yang mendorong para asosiasi dan pelaku usaha sepakat berkolaborasi dari sektor material sampai sektor barang jadi dalam pembukaan InaFashion Smesco Online Expo. Termasuk juga pemerintah dalam hal ini hadir bersama dukungan para sponsor.
"Kita mulai melangkah belajar digital, bagaimana berjualan, bukan hanya berjualan barang jadi, bahkan bahan baku juga bisa beli online," ujar Budihardjo.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia, Alphonzus Widjaja, mencatat rata-rata jumlah kunjungan di pusat belanja selama kuartal pertama 2021 berada di kisaran 40 persen. Dibanding tahun lalu, volumenya lebih baik lantaran kunjungan pada tahun lalu hanya berkisar 20-30 persen.
Dalam hitungannya, Aplhonzus memperkirakan tren ini dapat berlanjut hingga akhir tahun meski kenaikannya tak akan signifikan. Momentum Ramadan dan Idul Fitri yang biasanya menjadi musim panen pada bisnis retail, di masa pandemi ini tak terjadi. Bahkan kenaikan tingkat kunjungan ke pusat belanja tak signifikan karena ada larangan mudik.
Adapun Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Roy Nicholas Mandey, menuturkan tren kenaikan jumlah pengunjung belum bisa memulihkan kinerja bisnis retail. "Perbaikannya hanya sporadis. Di beberapa daerah tertentu baru menuju pra- pemulihan," katanya.
Salah satu penyebabnya adalah program vaksinasi yang masih belum menjangkau semua penduduk. Dia berharap pemerintah dapat mempercepat pemberian antivirus Covid-19, sehingga masyarakat merasa aman berkegiatan. Roy menyatakan daya beli yang rendah juga turut andil dalam pemulihan sektor retail.