Persoalan ketiga yang disoroti Huda adalah ketimpangan digital yang masih tinggi dalam hal keahlian dan penggunaan produk digital. Dengan demikian, Huda menyimpulkan bahwa proyek Bukit Algoritma itu hanya program pembangunan fisik yang belum mengangkat konteks inovasi. "Jangan sampai bukit algoritma ini kalau dibangun sekarang dengan permasalahan yang ada hanya akan menjadi gimmick semata," tutur Huda.
Menegaskan bahwa proyek Bukit Algoritma bukan sekadar gimik, Budiman Sudjatmiko yang juga pendiri komunitas Innovator 4.0 itu mengatakan, dalam perencanaan proyek tersebut, Bukit Algoritma akan mengintegrasikan kawasan riset dan industri. “Kami sudah pikirkan ada education center,” ujar Budiman saat dihubungi pada Rabu, 14 April 2021.
Budiman Sudjatmiko mengklaim PT Kiniku Nusa Kreasi dan PT Bintang Raya Lokalestari sebagai perusahaan yang membentuk KSO telah meneken nota kesepahaman (MoU) dengan tiga kampus. Ketiga kampus itu ialah Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Padjajaran.
Menurut Budiman, IPB akan mengerjakan riset-riset yang berhubungan dengan pertanian dalam proyek bukit algoritma. Sedangkan pengembangan kecerdasaan teknologi diserahkan kepada ITB. Selanjutnya, Unpad akan mengembangkan riset yang berhubungan dengan kesehatan.
“Kami sudah alokasikan 25 hektare untuk masing-masing kampus itu, untuk riset dan lain-lain,” tuturnya.
BACA: Soal Bukit Algoritma, Indef Wanti-wanti Bakal Dibanjiri Tenaga Kerja Asing
CAESAR AKBAR | FRANCISCA CHRISTY | BISNIS