Munnie menuturkan, bunga yang diberikan bank kepada nasabah bervariasi. Salah satu nasabah bahkan mendapatkan special rate yakni lebih tinggi 0,01 persen dari bunga yang ditawarkan bank pada umumnya.
Para nasabah yang dirugikan itu merupakan nasabah prioritas Bank Mega. Mereka tak hanya menyimpan dana dalam bentuk deposito, tetapi juga sejumlah program simpanan Bank Mega seperti tabungan selama enam bulan dengan bunga tertentu. "Paling lama klien saya ada yang jadi nasabah sejak 2012, simpanan paling tinggi Rp 9 miliar," ucap Munnie.
Salah satu nasabah Bank Mega di Bali yang tabungan depositonya raib ternyata sempat menemukan kejanggalan dalam pencetakan rekening pada tahun 2012 silam. Namun ia baru melaporkan ketika kepala cabang Bank Mega Cabang Gatot Subroto, Denpasar, Bali mengundurkan diri pada November 2020 lalu.
Munnie memaparkan, salah satu nasabah itu sempat mencetak rekening simpanan satu hari seusai mempercayakan dananya disimpan di Bank Mega. Pengecekan rekening pada Mei 2012 silam tersebut cukup mengejutkan, karena dana yang baru satu hari disimpan telah raib.
Namun begitu, nasabah itu tetap menyimpan dananya di Bank Mega. Saat itu, kepala cabang bersangkutan hanya memberikan buku tabungan kepada nasabah, tanpa akses ke fasilitas electronic banking dengan dalih sistem sedang error.
Saat itu nasabah tak merasa ada firasat buruk. Dia pun tetap mempercayakan tabungan depositonya di Bank Mega lantaran tiap bulan mendapat laporan bunga deposito yang masuk ke rekening. "Tiap tahun minta bukti ke bank untuk pelaporan pajak. Yang dicetak ya seolah-olah dananya ada, yang buat kan pejabat Bank Mega," kata Munnie kepada Bisnis, Senin, 29 Maret 2021.
Saat ini kasus raibnya dana nasabah Rp 56 miliar itu sudah masuk dalam dua berkas pelaporan berbeda. Pertama, pelaporan yang dilakukan langsung oleh nasabah ke Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Mabes Polri. Kedua, pelaporan dilakukan oleh Bank Mega ke Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri.
Munnie menilai selama ini Bank Mega tidak cukup koperatif dalam menangani kasus tersebut. Pasalnya, saat kliennya melakukan pengaduan pada November 2020 silam, bank tersebut hanya meminta nasabah mengisi form pengaduan.