Bangka Belitung juga mengalami defisit, tapi masih berwarna kuning (stok di bawah 90 sampai 75 persen kebutuhan). Lalu semua daerah lain mengalami surplus di atas 10 persen atau stok mereka sama dengan kebutuhan.
Rencana impor ini pertama kali disampaikan oleh Menteri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Kamis, 4 Maret 2021. Menurut dia, impor ini adalah bagian dari rencana penyediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 1-1,5 juta ton oleh pemerintah.
Di saat yang sama, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan impor beras tersebut akan digunakan sebagai iron stock atau cadangan. Ia mengatakan cadangan tersebut memang harus dipastikan selalu ada.
Oleh karena itu, menurut dia, impor beras tidak akan menghancurkan harga di tingkat petani. Dia memastikan bahwa kebijakan itu bertujuan menjaga stok dan menstabilkan harga beras.
"Ini (impor) bagian dari strategi memastikan harga stabil. Percayalah tidak ada niat pemerintah untuk hancurkan harga petani terutama saat sedang panen raya," katanya, , Senin, 15 Maret 2021.
Pemerintah, kata dia, memerlukan iron stock atau cadangan untuk memastikan pasokan terus terjaga. Menurutnya, sebagai cadangan, beras impor tersebut tak akan digelontorkan ke pasar saat periode panen raya, melainkan ketika ada kebutuhan mendesak seperti bansos ataupun operasi pasar untuk stabilisasi harga.
"Jadi, tidak bisa dipengaruhi oleh panen, atau apapun karena memang dipakai sebagai iron stock," ujar Lutfi. Ia pun menegaskan keputusan itu sudah sesuai dengan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) pemerintah.