Kebijakan tidak adanya larangan mudik juga ditanggapi pelaku usaha di sektor perkeretaapian. Vice President Public Relations PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Joni Martinus berjanji perusahaannya mematuhi seluruh aturan yang ditetapkan pemerintah selama periode mudik berlangsung. Saat ini, KAI masih membatasi kuoata maksimal angkutan penumpang dalam satu gerbong sebesar 70 persen agar prinsip jaga jarak terpenuhi.
“Pada prinsipnya KAI siap untuk melayani pelanggan pada setiap waktu dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat sesuai aturan pemerintah, baik saat dalam perjalanan maupun saat berada di stasiun,” kata Joni.
Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 akan bergerak ke level positif di posisi 3-4 persen. Pertumbuhan itu bisa lebih besar bila kegiatan mudik Lebaran dibuka.
“Masyarakat sudah ingin mudik, apalagi tahun kemarin mereka tidak mudik. Jadi permintaannya sangat besar,” kata Faisal. Dana mengalir ke daerah pun, tutur dia, akan meningkat ketimbang 2020, bahkan mendekati masa sebelum pandemi.
Namun, dengan dibukanya arus mudik, Faisal menyebut risiko Indonesia untuk kembali menghadapi gelombang penyebaran virus corona sangat tinggi. Tak pelak, imbasnya akan kembali memukul perekonomian.
Ia mengingat kasus Covid-19 pertama di Wuhan, Cina, yang angkanya meningkat pesat setelah mudik Imlek berlangsung. Pergerakan masyarakat dari satu titik ke titik lain ini berpeluang membuat angka penularan kembali tinggi dan bertentangan dengan upaya pemerintah untuk menangani pandemi dari sisi kesehatan.
“Biar bagaimana pun sekarang kan grafik pandemi sudah turun. Tapi kalau tidak hati-hati, kalau tidak diperketat protokol kesehatannya, ini akan bisa jadi naik lagi,” tutur Faisal.