Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Siasat AHY Melawan Kubu Moeldoko Setelah KLB Demokrat Deli Serdang

image-gnews
Logo Te.co Blank
Logo Te.co Blank
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berusaha mempertahankan partainya setelah Kongres Luar Biasa di Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat, 5 Maret lalu. KLB yang digagas segelintir kader dan eks kader Demokrat itu menetapkan Kepala Staf Presiden Moeldoko sebagai ketua umum.

Selepas KLB Deli Serdang, AHY bersafari menemui sejumlah pejabat pemerintahan, tokoh, hingga menggugat penyelenggara KLB Deli Serdang ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

"Kami tentu punyak hak dan kewajiban moral untuk melawan gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat yang tidak sah itu," kata Agus dalam rapat pimpinan dengan DPP Demokrat di Wisma Proklamasi, Ahad, 7 Maret 2021.

Diiringi 34 ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat, AHY bertandang ke kantor Kementerian Hukum dan HAM pada Senin, 8 Maret 2021. Mereka diterima oleh Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM, Cahyo Rahadian Muzhar.

Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Alfian Mallarangeng mengatakan kunjungan itu merespons rencana Jhoni Allen cs, penggagas KLB Deli Serdang, menyerahkan hasil KLB ke Kementerian Hukum da HAM pada hari yang sama. "Kami mengantisipasi supaya jangan sampai Kumham mendapatkan informasi yang tidak berimbang," kata Andi kepada Tempo pada Rabu, 10 Maret 2021.

Bertemu Menkopolhukam Mahfud Md. pada Senin sore, Agus menyampaikan kondisi yang dialami partainya. Seorang pejabat yang mengetahui pertemuan itu bercerita, Agus berharap agar pemerintah netral dan tak berpihak dalam menyikapi polemik Demokrat.

Pejabat itu berujar, Mahfud menjawab pemerintah akan merujuk Undang-undang Partai Politik, Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Partai Demokrat hasil Kongres V, serta Peraturan Menkumham tentang Tata Cara Pendirian Badan Hukum, Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, serta Perubahan Kepengurusan Partai Politik.

AHY juga mengunjungi mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie pada Selasa petang itu. Beberapa hari sebelumnya, Jimly memang menyatakan dukungan kepada Partai Demokrat lewat cuitan di akun Twitternya. "Dia (AHY) minta waktu bertemu," kata Jimly kepada Tempo pada Jumat, 12 Maret lalu.

Jimly mengaku memberikan pandangan hukum atas polemik yang dialami partai mercy itu. Jimly menyampaikan optimisme bahwa Demokrat dapat melalui masalah KLB Deli Serdang saat ini. Ia merujuk pada Undang-undang Partai Politik yang sebenarnya telah mengatur penyelesaian kisruh internal partai politik.

Mewanti-wanti Demokrat tak menyalahkan pemerintah dan Presiden Jokowi, Jimly berpendapat memang Moeldoko semestinya diberhentikan dari KSP. "Ini konflik kepentingan yang terlalu kentara," ujar Jimly.

Senator tersebut juga berbicara ihwal penurunan kualitas demokrasi di pelbagai belahan dunia dan meminta AHY menjaga Partai Demokrat. "Dia senang sekali. Dia bilang hasil pembicaraan itu akan di-share ke pengurus dan anggota Demokrat. Jadi bukan hanya untuk menyelesaikan kasus dengan Moeldoko."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Partai Demokrat juga menempuh langkah hukum dengan menggugat sepuluh penyelenggara KLB Deli Serdang ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Diwakili 13 kuasa hukum, di antaranya Bambang Widjojanto, Abdul Fickar Hadjar, dan Donal Fariz, Partai Demokrat mendaftarkan gugatan itu pada Jumat, 12 Maret lalu.

Pada hari Jumat itu AHY juga bertemu dengan Direktur Eksekutif Kantor Hukum Lokataru, Haris Azhar dan akademisi Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun. Berbincang selama satu jam lebih, Haris Azhar mengaku menyampaikan banyak masukan kepada putra sulung mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

Kepada AHY, Haris mengatakan ia berkepentingan adanya kelompok oposisi. Partai Demokrat, kata dia, harus mengambil peran lebih untuk menyuarakan demokrasi dan hak-hak asasi sebagai partai politik yang berada di luar pemerintahan.

Haris mengatakan persoalan dengan Moeldoko ini bukan soal pertarungan antara mayor--pangkat terakhir AHY sebelum keluar dari militer--melawan Moeldoko yang seorang pensiunan jenderal. Ia pun menyarankan AHY merespons dengan menitikberatkan pada poin generasi muda yang mengisi ruang politik.

"Saya bilang ini soal new age, soal generasi baru dalam politik, dan Anda harus tunjukin itu," kata Haris bercerita kepada Tempo pada Sabtu, 13 Maret.

AHY, kata Haris, mengatakan Demokrat akan bertempur habis-habisan dengan cara sebaik-baiknya. "Saya bilang tak ada masalah, tapi tunjukkan juga ini ada substansi demokrasi yang harus diselamatkan," kata mantan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) ini.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono juga turun gunung untuk menyelamatkan partainya. Yudhoyono mengundang tujuh mantan menteri Kabinet Indonesia Bersatu I dan II pada Kamis, 11 Maret lalu.

Seorang bekas pejabat yang mengusulkan pertemuan itu mengatakan mantan pejabat itu akan menjadi penyambung lidah Yudhoyono. Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan pertemuan itu tak dijadwalkan untuk membicarakan masalah Demokrat. Namun, mantan Panglima TNI ini mengatakan mereka yang hadir menyampaikan simpati terhadap peristiwa yang dialami SBY.

Mantan Sekretaris Kabinet Dipo Alam yang hadir dalam pertemuan itu membantah adanya gagasan juru bicara. "Kalau saya bersuara keras di media sosial, itu inisiatif saya," kata Dipo yang kerap bercuit soal pengambilalihan Demokrat oleh Moeldoko.

Baca juga: Kubu KLB Demokrat Sebut Punya Strategi Khusus

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demokrat Minta Kapolri dan Jaksa Agung Hentikan Kasus Dugaan Politik Uang Kadernya

13 jam lalu

Koordinator Tim Kuasa Hukum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Mehbob memberi keterangan kepada wartawan saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Selasa 23 Maret 2021. ANTARA/Genta Tenri Mawangi
Demokrat Minta Kapolri dan Jaksa Agung Hentikan Kasus Dugaan Politik Uang Kadernya

Salah satu caleg Demokrat dilaporkan atas dugaan politik uang.


Proliga 2024: SBY Jamu 2 Pemain Asing dan Pelatih Jakarta LavAni Allo Bank, Netizen Memuji

22 jam lalu

SBY menjamu dua pemain asing Lavani, Renan Buiatti dan Mohammad Reza Beik, dan pelatih Nicolas Vives di kediamannya, Rabu malam, 17 April 2024. (Instagram/@lavani-forever)
Proliga 2024: SBY Jamu 2 Pemain Asing dan Pelatih Jakarta LavAni Allo Bank, Netizen Memuji

Langkah SBY menjamu dua pemain asingdan pelatih Lavani mendapat pujian dari netizen, dinilai akan berdampak positif bagi juara bertahan Proliga itu.


Proliga 2024: SBY Berharap Duet Renan Buiatti dan Reza Beik Perkuat Pertahanan Jakarta LavAni

1 hari lalu

Rekrutan anyar Jakarta LavAni, pemain outside hitter Mohammad Reza Beik saat mendapatkan sambutan dari pemilik klub Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (18/04/2024). (ANTARA/Instagram/Jakarta LavANi).
Proliga 2024: SBY Berharap Duet Renan Buiatti dan Reza Beik Perkuat Pertahanan Jakarta LavAni

Apa harapan pemilik klub Jakarta LavAni Allo Bank Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap Renan Buiatti dan Reza Beik di Proliga 2024?


Pengamat Sebut Prabowo Bisa Redam Tensi setelah Pemilu 2024, Apa Alasannya?

3 hari lalu

Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra sekaligus calon presiden terpilih pada Pilpres 2024 Prabowo Subianto saat ditemui di kediaman Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Jakarta, Kamis 11 April 2024. ANTARA/Agatha Olivia Victoria
Pengamat Sebut Prabowo Bisa Redam Tensi setelah Pemilu 2024, Apa Alasannya?

Prabowo Subianto dinilai bisa melakukan rekonsiliasi dengan Megawati Soekarnoputri.


4 Poin Deddy Sitorus soal Rencana Jokowi Bertemu Megawati: Gimik Politik Murahan hingga Temui Anak Ranting PDIP

6 hari lalu

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Deddy Yevri Hanteru Sitorus saat memberikan keterangan kepada wartawan di Media Center TPN Ganjar-Mahfud di Kawasan Jakarta Pusat, Sabtu, 11 November 2023. Tempo/ Adil Al Hasan
4 Poin Deddy Sitorus soal Rencana Jokowi Bertemu Megawati: Gimik Politik Murahan hingga Temui Anak Ranting PDIP

Deddy Sitorus PDIP menyebut rencana Jokowi bertemu Megawati itu hanyalah gimik politik murahan. Dia juga membandingkan Jokowi dengan SBY.


Politikus PDIP Sebut Kesalahan Jokowi ke Megawati Lebih Banyak Dibandingkan SBY

6 hari lalu

Suasana open house Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ibu Negara Iriana dengan pejabat serta warga di Istana Negara, Rabu, 10 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Politikus PDIP Sebut Kesalahan Jokowi ke Megawati Lebih Banyak Dibandingkan SBY

Belum cukup sampai di situ, ucap Deddy, Jokowi juga menyalahgunakan kekuasaan dengan cawe-cawe saat pemilu dan menggunakan semua instrumen kekusaan.


Prabowo Kunjungi SBY di Cikeas, Demokrat: Pertemuan Presiden ke-6 dan ke-8

7 hari lalu

Calon presiden Prabowo Subianto menyambangi Presiden Kelima RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY di Pacitan, Jawa Timur pada Sabtu, 17 Februari 2024. Foto TKN Prabowo-Gibran
Prabowo Kunjungi SBY di Cikeas, Demokrat: Pertemuan Presiden ke-6 dan ke-8

Prabowo bersilaturahmi ke rumah SBY dalam suasana Lebaran.


Tak Datang Open House di Istana, SBY Titip Salam ke Jokowi Lewat AHY

9 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono di Ruang Garuda, Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 10 Oktober 2019. Pertemuan dilakukan di tengah isu Demokrat menyatakan siap mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Meskipun, PDIP telah mengutarakan sinyal penolakan ada parpol di luar koalisi Jokowi-Ma'ruf yang gabung usai Pilpres 2019. TEMPO/Subekti.
Tak Datang Open House di Istana, SBY Titip Salam ke Jokowi Lewat AHY

SBY tak menghadiri acara open house di Istana Negara yang digelar Jokowi. SBY menitipkan salam untuk Jokowi kepada AHY.


Hatta Rajasa: Puasa Berjalan Damai Meski Ada Sengketa Pilpres

9 hari lalu

Calon Presiden terpilih Prabowo Subianto (kanan) bersama Ketua Majelis Penasihat PAN Hatta Rajasa (kiri) berjalan memasuki ruangan saat menghadiri acara buka puasa bersama DPP PAN di Jakarta, Kamis 21 Maret 2024. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan buka puasa bersama pertama usai Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka diputuskan oleh KPU dalam Keputusan KPU Nomor 360 Tahun 2024 menjadi pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih. ANTARA FOTO/ Rivan Awal Lingga
Hatta Rajasa: Puasa Berjalan Damai Meski Ada Sengketa Pilpres

Hatta Rajasa mengklaim suasana Ramadan dan Idulfitri pasca-pilpres 2024 lebih damai ketimbang 2019.


SBY Menyiapkan Hidangan Opor hingga Mendoan untuk Para Tamu Seusai Salat Id

9 hari lalu

Keluarga Susilo Bambang Yudhoyono sedang bersiap melaksanakan salat id 1445 Hijriah di Puri Cikeas, Jawa Barat, Rabu 10 April 2024. TEMPO/Hendrik Yaputra
SBY Menyiapkan Hidangan Opor hingga Mendoan untuk Para Tamu Seusai Salat Id

SBY dan keluarganya menyajikan aneka hidangan selepas salat Idulfitri di Cikeas. Ada dawet sampai sayur godok.