Setelah tiba di Indonesia, vaksin AstraZeneca masih akan akan diperiksa kualitasnya lantaran melalui perjalanan panjang dari Amsterdam menuju Cengkareng.
Juru bicara vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi memperkirakan vaksin buatan Inggris ini bisa segera didistribusikan dalam dua sampai tiga pekan ke depan. "Kami akan distribusikan dalam dua atau tiga minggu ini," ujar Nadia.
Sasaran penerima vaksin AstraZeneca, menurut Nadia, sama seperti vaksin Sinovac, yakni untuk mereka yang masuk dalam program vaksinasi tahap kedua. Adapun vaksinasi tahap kedua diberikan untuk petugas publik dan penduduk lanjut usia.
Saat ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun sudah menerbitkan izin penggunaan darurat alias emergency use of authorization (UEA) untuk AstraZeneca, Selasa, 9 Maret 2021. BPOM memastikan vaksin asal Inggris tersebut aman digunakan. "Badan POM telah melakukan proses evaluasi untuk keamanan, khasiat, dan mutu dari vaksin AstraZeneca tersebut," ujar Kepala BPOM Penny Lukito.
Proses evaluasi itu, menurut Penny, dilakukan bersama-sama dengan Tim Ahli yang tergabung dalam Komite Nasional Penilai Obat, ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization), dan Klinisi terkait lainnya.
Hingga kini, pemerintah memang terus berupaya menggenjot vaksinasi di Tanah Air. Pasalnya, menurut Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, pemulihan perekonomian saat ini juga tergantung kepada kepercayaan masyarakat untuk kembali berkegiatan.
"Pekan ini kami sudah menyuntik vaksin sekitar 200 ribu vaksin per hari. Itu belum cukup cepat. Kita harus lebih cepat lagi," ujar Suahasil dalam konferensi video, Selasa, 2 Maret 2021.
Suahasil mengatakan kecepatan vaksinasi itu memang sudah lebih baik ketimbang dua pekan yang lalu. Namun, ia mengatakan kecepatan itu masih perlu ditambah lagi. "Seiring dengan banyaknya masyarakat yang sudah divaksinasi harapannya kepercayaan masyarakat mulai meningkat."