"Jadi menurut saya, Pak Riza Patria jangan seneng istilah zona itu, karena zona itu menipu seakan-akan Jakarta sudah lebih baik," katanya. Pandu menyebut Jakarta bebas dari zona merah adalah penipuan apabila tingkat pengetesan rendah. "Hal itu sama saja dengan menipu data."
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, mengakui petugas memang mengurangi active case finding (ACF) dengan menggelar tes swab metode PCR massal di berbagai lokasi. Saat ini, kata dia, tenaga kesehatan berfokus pada pelacakan kontak, yaitu melakukan tes PCR pada orang-orang yang sempat berinteraksi dengan pasien.
“Namun kami tetap menjaga jumlah tracing agar tetap sesuai dengan standar WHO,” ujar Widyastuti. Saat ini, rasio tes PCR DKI per pekan telah mencapai 87.454 orang per sejuta penduduk atau lebih dari delapan kali lipat standar WHO, yaitu 10.645 orang.
Anggota Komisi E Bidang Kesra DPRD DKI Jakarta, Solikhah mengingatkan pemerintah dan masyarakat tidak lengah meski Ibu Kota ditetapkan keluar dari zona merah Covid-19. Dia berujar, upaya 3T dan 5M tetap harus digencarkan.
"Jangan sampai Jakarta kembali menjadi zona merah karena euforia berlebihan yang membuat kita lengah," katanya.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini meminta pemerintah DKI terus menggencarkan pelacakan kasus serta meningkatkan tes Covid-19. Selain itu, percepatan vaksinasi juga penting agar herd immunity segera terbentuk.
Imbauan selanjutnya untuk pelaku usaha hiburan malam dan kafe agar taat melaksanakan aturan pemerintah soal pembatasan kegiatan.
Anggota DPRD DKI ini prihatin masih banyak kafe dan tempat sejenisnya yang melanggar ketentuan PSBB, misalnya waktu operasional.
“Bukan hanya potensial menimbulkan penularan dan menjadi klaster baru, beroperasinya sampai malam, ini juga potensial menjadi tempat terjadinya kriminalitas seperti penggunaan narkoba dan penembakan yang terjadi belum lama ini,” jelas dia soal penegakan aturan dan kaitan zona merah.
IMAM HAMDI | LANI DIANA