Ade menjelaskan elektabilitas Anies terdongkrak lantaran dianggap sebagai pemimpin religius atau pro islam dan dianggap membawa perubahan. Sedangkan Risma unggul karena rajin ke lapangan dan cepat tanggap. “Kandidat dipilih karena alasan rasional dan emosional."
Aspek pro Islam masuk kategori alasan emosional responden karena pembelahan politik yang masih terasa. "Dan memang kelompok Islam sebagian besar masih mendukung Anies," ujar dia.
Faktor lainnya yang diperhatikan masyarakat adalah berkinerja bagus (18,6 persen), religius atau pro Islam (11,9 persen), membawa perubahan (5,2 persen), melanjutkan program (3,1 persen), peduli dan dermawan (3,1 persen), cerdas (2,6 persen), dan ramah (2,6 persen).
Juga karena banjir berkurang, bantuan merata, berpengalaman, program bagus, dan tata kota menarik yang masing-masing mendapat porsi 2,1 persen. Selanjutnya mampu memimpin dan banyak penghargaan sebesar 1,5 persen.
Visi dan misi bagus, adil, disiplin, membangun infrastruktur, pekerja keras dan turun ke masyarakat dengan persentase 1 persen. Anies Baswedan juga dianggap bersih, bijaksana, dan macet berkurang 0,5 persen.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin melihat elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih berada di atas angin untuk menduduki kembali jabatannya saat ini wajar.