TEMPO.CO, Jakarta - Simpang siur jadi tidaknya program bantuan subsidi upah untuk para pegawai bergaji di bawah Rp 5 juta per bulan berlanjut pada tahun ini membuat Teguh gundah. Pasalnya, karyawan swasta asal Depok itu sudah merasa sangat terbantu program subsidi yang akhirnya menjadi salah satu penambal anggaran keluarganya di tengah pandemi ini.
Hanya karena adanya bantuan sebesar Rp 600 ribu per bulan yang diberikan sejak September tahun lalu itu, keluarga Teguh bisa sedikit 'bernafas'. Sebab, akibat terhantam pagebluk, perusahaan tempat Teguh bekerja memotong gaji karyawan hingga lebih dari 20 persen dari kondisi normal.
"Subsidi itu sangat membantu. Di tengah gaji dipotong, biaya cicilan rumah, dan hidup sudah berkeluarga, bantuan itu membantu sekali," ujar ayah dua anak itu kepada Tempo, Rabu, 3 Februari 2021.
Dengan adanya pemangkasan gaji itu pula, menurut Teguh, penghasilan yang bisa dibelanjakan per bulan hanya tersisa 25 persen. Sebab, 75 persen dari gajinya sudah langsung amblas untuk membayar cicilan rumah.
"Jadi bantuan subsidi upah itu juga untuk belanja. Yang penting kebutuhan anak seperti susu dan pampers bisa cukup," tutur dia. "Sekarang belum bisa menabung."
Hal senada juga diungkapkan Muhammad Olga. Pria asal Tangerang ini mengaku penghasilan keluarganya anjlok 50 persen akibat pandemi Covid-19.
Ia menceritakan keuangan keluarganya langsung goyah ketika gaji istrinya yang berprofesi sebagai guru dipotong hampir separuh dari kondisi normal. Di samping itu, pria yang kerap menerima proyek sambilan dokumentasi pernikahan ini tak lagi menerima orderan di masa pagebluk.