Dengan keterbatasan itu, Dinas Kesehatan DKI pun melirik belasan rumah sakit swasta di Jakarta yang dianggap layak menjadi RS rujukan Covid-19.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Iing Ichsan Hanafi mengatakan kebutuhan bangsal isolasi dan ICU untuk pasien Covid-19 di DKI memang tinggi. Pasien terus bertambah setiap hari. "Belum ada penurunan. Masih di atas 80 persen meski sudah ada penambahan kamar perawatan," kata Iing.
Iing mengatakan saat ini sebagian rumah sakit telah menerapkan sistem antrean karena sudah penuh oleh pasien Covid-19. Sistem antrean pasien sudah terjadi sejak awal Januari kemarin di banyak rumah sakit.
Untuk mengantisipasi rumah sakit kolaps di masa pandemi, Iing mendukung pemerintah menambah kapasitas tempat isolasi dan ICU. Namun, kata dia, penambahan bangsal isolasi dan ICU di rumah sakit tidak mudah. Rumah sakit harus lebih dulu menyiapkan sistem zonasi dan infrastruktur hingga sumber daya manusianya.
"Menambah fasilitas perawatan hanya jangka pendek dan bukan jadi solusi terbaik," ujarnya.
Iing mengatakan belasan rumah sakit swasta masih bisa dijadikan rujukan penanganan pasien Covid-19 di DKI Jakarta. Saat ini sebanyak 70 dari 130 rumah sakit swasta telah menjadi rumah sakit rujukan Covid-19. "Maksimal masih bisa ditambah sekitar 10-20 lagi."