Selain masalah ELT, Sriwijaya Air diduga mengalami problem berulang pada pengaturan daya mesin otomatis autothrottle. Autothrottle merupakan sistem pengatur atau gas yang memungkinkan pilot mengatur kecepatan (speed) dan dorongan (thrust) pesawat secara otomatis. Dalam pengaturan kecepatan, autothrottle berguna untuk mengatur penerbangan pesawat dalam batas yang aman.
Sedangkan pengaturan thrust memungkinkan pilot menyetel kekuatan pendorong pesawat untuk berbagai aktivitas, seperti lepas landas serta menaikkan dan menurunkan ketinggian, juga saat mendarat.
Sumber Tempo yang mengetahui masalah ini mengatakan sistem autothrottle pesawat SJ-182 sudah mengalami masalah berulang. “Autothrottle-nya repetitif sudah sebulan,” katanya kepada Koran Tempo.
Meski belum ada informasi detail soal autothrottle SJ-182, sumber mengatakan sistem tersebut sudah mengalami persoalan sejak Desember 2020 atau saat pesawat kembali terbang pasca-dikandangkan selama sembilan bulan. Sumber juga menginformasikan bahwa SJ-182 baru saja mengganti mesin pesawat bagian kanannya.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan pihaknya belum menerima data terkait masalah autothrottle. Namun, dia menerangkan, meski bermasalah, kerusakan dapat diantisipasi dengan pengaturan manual. “Enggak masalah, tinggal pakai tangan seperti zaman dulu,” katanya saat ditemui di Pokso JICT 2, Tanjung Priok, kemarin.
Ihwal adanya ELT yang tidak memancarkan sinyal, Sooerjanto mengatakan masalah itu bisa terjadi karena alat tersebut tidak didesain tahan oleh benturan tinggi. “Kalau toh enggak rusak, dia masuk ke dalam air, enggak bisa transmit,” ucapnya. Proses transmit, kata Soerjanto, hanya bisa dilakukan saat pesawat berada di permukaan. Dalam keadaan darurat, ELT pun membutuhkan waktu transmit 1-1,5 menit sampai bisa terhubungan dengan satelit LUT milik Basarnas.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia atau INACA Denon Prawiraatmadja menampik masalah-masalah yang dialami SJ-182 berhubungan dengan kondisi keuangan PT Sriwijaya Air. Menurut Denon, kas perseroan tak berpengaruh terhadap kewajiban maskapai menjalankan rutinitas perawatan pesawat. Musababnya, biaya perawatan sudah termasuk dalam kontrak manufaktur saat perusahaan membeli pesawat.