Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Shinta Widjaja Kamdani berharap pemerintah menyelesaikan distribusi dan implementasi vaksinasi sesuai target, yaitu selama satu tahun. Dengan demikian, program tersebut bisa mempercepat pemulihan ekonomi di Tanah Air. Ia juga berharap pemerintah ke depannya menjalin kolaborasi dengan dunia usaha untuk menyukseskan program ini.
Salah satunya, kata dia, kolaborasi dari segi teknologi, distribusi dan fasilitas cold storage yang diperlukan untuk memaksimalkan efisiensi pendistribusian vaksin di seluruh Indonesia. Ia berujar distribusi logistik ke seluruh Indonesia memiliki banyak tantangan, mulai dari kesiapan infrastruktur, jarak tempuh serta berbagai proses administrasi yang tidak efisien.
Oleh karena itu, dengan kolaborasi bersama pihak swasta diharapkan dapat memperlancar prosesnya, seperti dalam implementasi teknologi Transportation Management System (TMS) untuk melakukan tracking pada armada truk yang mendistribusikan.
Hal tersebut termasuk Warehouse Management System untuk memastikan ketersediaan cold storage warehouse di setiap titik distribusi. "Serta menyediakan inovasi mobile cold box yang sesuai untuk distribusi dari titik rumah sakit/puskesmas, ke rumah-rumah warga apabila diperlukan," ujar dia.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita mengatakan distribusi vaksin melalui swasta bisa melalui PBF (perusahaan besar farmasi) atau perusahaan logistik swasta yang memiliki fasilitas rantai dingin sesuai standar BPOM.
"Kami siap membantu tapi jangan waktunya mepet, dari awal lebih baik, sehingga perencanaan logistiknya lebih baik dan biayanya bisa rendah. Kalau mendadak maka risikonya tinggi dan biayanya mahal," kata Zaldy. "Dari data, distribusi vaksin biasanya kegagalannya sampai 20 persen, apalagi di negara yang infrastrukturnya belum bagus seperti di Indonesia."
Baca: Ogah Tergantung Vaksin Impor, Erick Thohir: Vaksin Merah Putih Jadi Game Changer
CAESAR AKBAR | AVIT HIDAYAT