Ke depannya, ia mengatakan pemerintah akan menghitung kembali kapasitas distribusi, khususnya rantai dingin vaksinasi di daerah-daerah. Ia pun tidak menutup peluang untuk menggandeng berbagai pihak dalam mendistribusikan vaksin tersebut. Misalnya, nantinya untuk vaksin Pfizer yang membutuhkan suhu minus 70 derajat, ia mengatakan pemerintah akan menggandeng perusahaan logistik swasta untuk distribusinya.
"Karena waktunya mepet sekali, kami akan menggunakan logistik yang digunakan pfizer untuk menangani logistik sampai titik vaksinasi," ujar dia.
Untuk tahap pertama, vaksinasi nasional dilakukan dengan menggunakan vaksin buatan Sinovac, Cina. Pemerintah telah mengirim vaksin tersebut ke 34 provinsi di Indonesia sebanyak 1,2 juta dosis.
Sekretaris Perusahaan PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto mengatakan untuk tahap berikutnya, perseroan akan mendistribusikan 1,8 juta dosis vaksin Sinovac yang tiba pada akhir Desember lalu. Namun, distribusi tersebut masih menunggu hasil uji mutu vaksin yang dilakukan BPOM. Selain itu, saat ini perseroan juga telah menerima 15 juta dosis bahan baku vaksin yang tiba dua hari lalu.
Ihwal distribusi vaksin, Bambang mengatakan Bio Farma hanya bertugas mendistribusikan vaksin sampai tingkat provinsi. Sedangkan distribusi vaksin dari tingkat provinsi ke kabupaten/kota dan puskesmas menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan.
Juru Bicara Program Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyatakan saat ini kesiapan distribusi dan penyuntkan vaksin Sinovac di seluruh wilayah Indonesia sudah mencapai 90 persen.