Kenaikan jumlah pasien aktif turut membengkakkan angka keterisian fasilitas perawatan. Data yang Tempo terima dari sumber di Balai Kota menunjukkan, per 4 Desember lalu, bed occupancy rate (BOR) ruang isolasi mencapai 87 persen dan unit perawatan intensif (ICU) 81 persen. Artinya, dari 7.347 tempat tidur di ruang isolasi, terisi 6.410 pasien. Sementara itu, ada 773 pasien bergejala berat dan kritis yang dirawat di antara 958 tempat tidur ICU.
Salah satu rumah sakit yang kehabisan ruang perawatan adalah Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng di Jakarta Barat. Direktur RSUD Cengkareng Bambang Suheri mengatakan keseluruhan dari 73 ranjang di ICU mereka telah terisi. Adapun ruang isolasi cuma tersisa 10 persen, terisi 216 dari 247 tempat tidur.
Ketua komisi bidang pemerintahan DPRD DKI Jakarta Mujiyono menyambut baik rencana pengetatan karena rumah sakit rujukan Covid-19 di Ibu Kota berpotensi kolaps dalam waktu dekat. "Pengetatan kebijakan yang sangat tepat untuk menekan penularan Covid-19 yang sudah meluas," kata Mujiyono.
Dalam jangka pendek, kata dia, pemerintah mesti sudah menyiapkan penambahan kapasitas rumah sakit rujukan beserta sumber daya manusianya untuk merawat pasien Covid-19 yang melonjak cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Menurut politikus Demokrat itu, pemerintah perlu memijirkan untuk memobilisasi sementara tenaga kesehatan dari daerah-daerah dengan tingkat penularan yang rendah. "Atau minta dukungan tenaga kesehatan dari negara sahabat yang sudah dapat mengendalikan pandemi Covid-19."