TEMPO.CO, Jakarta -Penularan Covid-19 masih terus meroket di Jakarta dalam beberapa hari terakhir, dan Pemprov DKI mengumumkan nyaris mencapai 2 ribu kasus Covid-19 baru per hari.
"Sudah lampu kuning buat DKI agar lebih hati-hati,' kata epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono saat dihubungi, Jumat, 25 Desember 2020.
Pada Rabu kemarin, Pemerintah DKI mengumumkan penambahan kasus Covid-19 mencapai 1.954 orang. Dan sehari setelahnya penambahan sebanyak 1.933 orang. Menurut Tri, lonjakan kasus Covid-19 tersebut sudah bisa diprediksi sebelumnya.
Baca juga : Kasus Covid-19 di Jakarta Pecah Rekor Lagi, Tambah Lagi 1.954 Orang
Pertama, kata dia, lonjakan terjadi karena libur panjang akhir Oktober kemarin. Sejak pertengahan November kemarin, laporan harian penularan kasus baru telah mencapai lebih dari 1.000 orang per hari. Hingga hari ini pun penularan Covid-19 terus bertambah. "Sudah lebih dari sepekan rata-rata penularan mencapai 1.500 kasus per hari."
Menurut Tri, lonjakan kasus dalam beberapa hari terakhir bukan lagi imbas libur panjang. Meroketnya penyebaran Covid-19, kata dia, disebabkan karena semakin lemahnya penerapan protokol kesehatan 3M (menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan) dan pelacakan atau kontak tracing wabah ini.
"Jangan harap wabah bisa dikendalikan kalau tidak diterapkan protokol kesehatan dengan ketat, dan mengisolasi kasus baru yang ditemukan."
Tri memperkirakan lonjakan kasus Covid-19, masih akan terus terjadi hingga tahun depan. Penambahan kasus diperkirakan bisa mencapai 2.200-2.500 kasus baru per hari. Potensi lonjakan penularan Covid-19 bakal mulai Januari tahun depan karena efek libur panjang akhir tahun. "
Ia menyarankan pemerintah segera menambah fasilitas kesehatan dan sumber daya manusia untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19. Menurut dia, jika pemerintah telat mengambil kebijakan jangka pendek tersebut bisa berpotensi meningkatkan risiko kematian terhadap pasien Covid-19.