TEMPO.CO, Jakarta - Kedatangan 1,2 juta vaksin Covid-19 buatan Sinovac Life Science Corporate Ltd., Cina, pada Ahad malam pekan lalu hingga kini terus menjadi topik hangat masyarakat di Tanah Air. Sekitar pukul 21.30 WIB pemerintah sudah menyiarkan langsung datangnya vaksin dari negeri Tirai Bambu di Bandara Soekarno-Hatta.
Mulai dari kedatangan pesawat Garuda GIA810 di Cengkareng, hingga proses penurunan dan pemeriksaan kontainer berisi vaksin itu disiarkan hingga menjelang tengah malam. Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi pun menyambut kedatangan vaksin itu dengan sebuah video.
"Kita amat bersyukur alhamdulilah vaksin sudah tersedia, artinya kita bisa segera mencegah meluasnya wabah Covid-19," ujar Jokowi dalam tayangan video, Ahad, 6 Desember 2020.
Tak hanya pada malam itu, berturut-turut pemerintah pun menggelar konferensi pers mengenai vaksin yang baru tiba itu. Hampir saban hari sejak kedatangan vaksin tersebut, pemerintah menggelar webinar mengenai perkembangan rencana vaksinasi di Indonesia. Bahkan lima juru bicara pun ditunjuk pemerintah untuk berbicara mengenai vaksin Covid-19.
Kedatangan vaksin Covid-19 memang digadang-gadang pemerintah sebagai pengubah permainan alias game changer setelah ekonomi melambat dilanda dampak pagebluk. Anggapan itu sempat dilontarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
"Munculnya vaksin menjadi penting, ini menjadi game changer buat kita. Karena Covid-19 adalah game changer buat kita, maka vaksin menjadi game changer kita," ujar Sri Mulyani dalam webinar, Selasa, 8 Desember 2020.
Karena itu, pemerintah pun sudah menyiapkan kebijakan fiskal demi memudahkan importasi vaksin ke Indonesia. Untuk kedatangan 1,2 juta dosis vaksin saja, ia memperkirakan fasilitas fiskal yang diperoleh adalah sebesar Rp 50,95 miliar.
"Untuk pembebasan bea masuk sebesar Rp 14,56 miliar dan pajak dalam rangka impor Rp 36,39 miliar," ujar dia dalam konferensi video, Senin, 7 Desember 2020.