TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS terpilih Joe Biden sadar tantangan pertamanya pada awal-awal pemerintahan adalah virus corona atau Covid-19.
Setelah pidato kemenangannya, tim Joe Biden telah mengumumkan rencana transisi yang menguraikan prioritas kebijakan jangka pertama pemerintahannya: Covid-19, pemulihan ekonomi, kesetaraan rasial, dan perubahan iklim.
Dikutip dari Reuters, 10 November 2020, Joe Biden memuji kemajuan Pfizer yang mengklaim efektivitas vaksin Covid-19 pada hari Senin. Pfizer mengatakan vaksin Covid-19 eksperimentalnya lebih dari 90% efektif.
Joe Biden juga mendesak orang Amerika untuk memakai masker karena vaksin mungkin belum akan tersedia secara luas selama berbulan-bulan. Seruan Biden agar memakai masker memutarbalikkan retorika Donald Trump yang menolak masker. Dalam kampanyenya, Joe Biden mengutip para ahli mengatakan bahwa "jika 95% orang Amerika memakai masker antara sekarang dan Desember, maka kita dapat menyelamatkan hampir 70.000 nyawa".
Dalam hari-hari kampanye pemilu kepresidennya, Joe Biden berjanji akan "memperbaiki" kegagalan pemerintahan Trump menangani pandemi.
President Joe Biden memegang masker saat berbicara di depan media tentang upaya menangani pandemi Covid-19 usai bertemu dengan Dewan Penasihat Transisi COVID-19 di Wilmington, Delaware, 9 November 2020. Usai terpilih Joe Biden mengumumkan pembentukan gugus tugas Covid-19 untuk menyusun cetak biru mengatasi pandemi. REUTERS/Jonathan Ernst
Joe Biden-Kamala Harris menekankan tiga aspek pengendalian Covid-19: Mendengarkan sains; Memastikan keputusan kesehatan masyarakat diinformasikan oleh profesional kesehatan masyarakat; Mengembalikan kepercayaan, transparansi, tujuan bersama, dan akuntabilitas kepada pemerintah.
Dalam situs webnya Joe Biden berjanji akan memperluas akses dan melipatgandakan lokasi tes Covid-19, serta memenuhi pasokan alat pelindung diri. Pemerintahan Biden juga berjanji menginvestasikan US$ 25 miliar (Rp 351 triliun) dalam rencana pembuatan dan distribusi vaksin Covid-19 ke semua warga AS tanpa biaya.
Joe Biden baru saja mengumumkan 13 jajaran Dewan Penasihat Transisi Covid-19 pada hari Senin, dan tidak seperti Trump, dia bersumpah untuk mengikuti ilmu pengetahuan dan menerima saran dari para ahli seperti Dr Anthony Fauci, pejabat penyakit menular terkemuka di Amerika.
CNN melaporkan beberapa pakar yang ditunjuk Biden dalam satgas baru adalah mereka yang dipecat atau dimutasi Donald Trump karena menghalangi kepentingan politik Trump. Salah satunya Rick Bright, seorang ahli imunologi dan ahli virus, mengawasi produksi dan pembelian vaksin, yang dipecat Trump pada April karena menuduh pemerintahan Trump tidak cepat tanggap saat awal pandemi. Bright juga menolak hydroxychloroquine sebagai obat Covid-19 yang selalu disarankan oleh Trump.
Kesehatan tidak hanya menjadi satu-satunya fokus Joe Biden dalam menghadapi pandemi COVID-19. Ia mengatakan di situsnya, bantuan finansial terhadap mereka yang terdampak secara ekonomi juga menjadi perhatiannya.
Sejumlah bantuan dijanjikan Joe Biden. Salah satunya, tunjangan untuk pekerja di sektor publik yang belum mendapat pekerjaan. Selain itu, ia juga berjanji menyiapkan mekanisme pendanaan untuk usaha kecil dan menengah yang membutuhkan pinjaman untuk memulai lagi usaha mereka. Harapannya, hal itu akan memutar roda perekonomian dan juga membuka lowongan pekerjaan baru.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, presiden terpilih juga berjanji untuk mulai mengerjakan paket bantuan virus corona baru sebelum secara resmi menjabat, berjanji untuk berkoordinasi dengan gubernur negara bagian, wali kota, dan politisi lokal lainnya.
"Saya akan meminta Kongres baru untuk meletakkan undang-undang di meja saya pada akhir Januari dengan semua sumber daya untuk melihat bagaimana kesehatan masyarakat dan respon ekonomi kita dapat dilihat sampai akhir," katanya dalam sebuah acara di akhir Oktober, dikutip dari NPR.
Sebagai bagian dari paket bantuan Covid-19, Biden sebelumnya telah meminta setidaknya US$ 10.000 (Rp 140 juta) utang pinjaman mahasiswa bagi seluruh warga Amerika Serikat dibatalkan. Sementara dinamika politik belum memastikan semua rencana penanggulangan Covid-19 Joe Biden-Kamala Harris.
Memang, setelah dilantik pada 20 Januari 2021, Biden akan dapat dengan cepat merealisasikan beberapa rencana tersebut melalui perintah eksekutif. Namun, yang lainnya harus meminta Kongres untuk menyetujui pendanaan baru atau perubahan dalam undang-undang. Dan memenangkan persetujuan semacam itu bisa memakan waktu, dan mungkin terbukti sulit jika Partai Republik mempertahankan kendali atas Senat, yang akan diputuskan oleh hasil dua pemilihan putaran kedua di Georgia yang ditetapkan untuk awal Januari, Washington Post melaporkan.
Kontrol Senat akan bergantung pada hasil dua pemilihan putaran kedua pada awal Januari di Georgia, yang pernah dianggap sebagai kubu konservatif dan akan menentukan apakah Demokrat mengendalikan Kongres untuk meloloskan RUU stimulus besar-besaran Covid-19.
Sumber:
https://www.reuters.com/article/us-usa-election/biden-to-launch-covid-19-task-force-trump-plans-rallies-to-protest-election-idUSKBN27P11Y
https://www.npr.org/2020/11/09/932190347/bidens-first-100-days-here-s-what-to-expect
https://joebiden.com