Demo menolak omnibus law UU Cipta Kerja yang digelar berbagai elemen buruh dan mahasiswa itu berakhir petaka bagi fasilitas publik. Jhony mencatat 46 halte bus Transjakarta rusak. Sebanyak 17 diantaranya mengalami rusak berat. Adapun kerugian mencapai Rp 65 miliar.
Seperti seragam, pembakaran halte bus Transjakarta itu pun dicatat Jhony dilakukan dalam rentang waktu yang tidak berjauhan. Menurut Jhony pembakaran halte dilakukan pertama kali di halte Sarinah sekitar pukul 16.20 WIB. Kemudian halte Bundaran HI sekitar pukul 17.00. Kemudian halte Tosari yang tak jauh dari halte Bundaran HI pada pukul 18.33.
Pembakaran juga dilakukan di beberapa pos polisi hingga salah satu bioskop tertua Grand Theatre di Senen, Jakarta Pusat.
Jhony menuntut polisi mengungkap pelaku perusakan dan pembakaran halte Transjakarta. "Video yang diduga merusak sudah banyak beredar. Orang juga sudah banyak yang melihat video itu," ujar Jhony.
Menurut Jhony, massa yang membakar halte tersebut terlihat bukan dari kelompok massa yang ikut unjuk rasa.
"Mereka tidak ada (jaket) almamater. Datang bawa bensin dan menyiram langsung ke halte," ujarnya.
Tempo yang menelusuri rekaman 13 kamera pengintai atau CCTV di sekitar lokasi kejadian juga mendapati fakta bahwa para pelaku tampak bukan dari massa yang melakukan demo menolak omnibus law.
Dari video berdurasi 9 jam 58 menit, ditemukan fakta bahwa para pelaku memiliki ciri-ciri khusus yang sama. Seperti di antaranya pemuda berusia 20 tahunan, mengenakan atasan hitam, dan bersarung tangan sebelah.
Para perusuh dan pelaku pembakaran itu pun juga sempat terekam oleh siaran langsung reporter Tempo di lapangan. Mereka terlihat bergerombol di dekat halte Transjakarta Bundaran HI sebelum terbakar.
Dari hasil perbandingan rekaman tersebut dengan foto 4 pelaku yang pernah dihadirkan polisi, Tempo tidak menemukan adanya kemiripan dari ciri-ciri fisik mereka.