Pelaksana tugas Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan itu mengatakan, dari pantauan sementara, pola begal sepeda ini terbilang cukup sederhana. "Kejadiannya semua pagi dan di jalan protokol."
Menurut Agus, para pelaku sejauh ini tidak terdeteksi mengincar sepeda-sepeda khusus milik korbannya. Dia memperkirakan, aksesori yang dipakai oleh pesepeda lebih dijadikan acuan oleh pelaku kejahatan. "Kami sarankan jangan memakai aksesori yang berlebihan."
Selain menyarankan agar tidak memakai aksesori berlebihan, Agus mengimbau para pesepeda agar berkegiatan secara kelompok. Dia mengingatkan bahwa kegiatan bersepeda bagaimana pun juga dilakukan di tempat umum, tidak seperti olah raga lain yang dilakukan di tempat khusus, seperti gelanggang atau stadion.
"Kembali ke kita masing-masing. Kita (bersepeda) berbarengan dengan jalan umum."
Ketua Komunitas Bike to Work (B2W) Putut Soedarjanto mengkritik maraknya pemberitaan yang memunculkan kesan seolah-olah kegiatan bersepeda menggunakan peralatan mewah, atau penggunanya membawa benda-benda mahal. Kesan dalam berita-berita seperti itu, menurut dia, justru memancing tingginya kriminalitas begal sepeda.
"Tidak semua sepeda itu mahal, jauh lebih banyak yang murah dan jauh lebih banyak pengguna sepeda orang-orang biasa, yang dalam kesehariannya hidup penuh kesederhanaan," kata Putut melalui pesan teks pada Sabtu, 24 Oktober 2020.
Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR RI, Ahmad Sahroni meminta Polri melakukan patroli khusus demi membasmi begal sepeda. Dalam banyak unggahan di Instagram pribadinya, Sahroni memang terlihat aktif bersepeda.
Menurut Sahroni, seiring dengan meningkatnya pengguna sepeda karena pandemi, meningkat juga angka kriminalitas terhadap para pesepeda. “Ini bahaya banget, karena sepeda sedang diminati banyak kalangan, dari sepeda rekreasi, hingga olah raga," kata Sahroni, Selasa, 20 Oktober 2020.
M YUSUF MANURUNG | KORAN TEMPO | ANTARA