Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan menggunakan masker adalah perlindungan utama di masa liburan. "Juga jaga jarak, jauhi kerumunan dan sering mencuci tangan," ucapnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku khawatir ihwal penularan penyakit di masa libur panjang tersebut. Untuk itu, ia pun telah mengingatkan rekan-rekannya sesama menteri agar terus mengedepankan protokol kesehatan. "Amerika dan Eropa mengalami gelombang kedua, ini perlu kita hati-hati nanti ada libur panjang pekan depan," ujarnya, Rabu, 21 Oktober 2020.
Begitu juga Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md meminta sejumlah titik yang berpotensi menimbulkan kerumunan agar diantisipasi maksimal saat periode libur panjang, 28 Oktober hingga 1 November 2020.
“Misalnya transportasi umum, atau di tempat-tempat terminal, stasiun, bandara, dan sebagainya, kemudian di tempat-tempat rekreasi itu juga potensial akan terjadi kerumunan-kerumunan orang,” kata Mahfud dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 22 Oktober 2020.
Mahfud mewanti-wanti agar libur panjang tidak menjadi pusat atau klaster baru penularan Covid-19. Sebab, kata dia, pemerintah sudah mulai berhasil menekan lonjakan penularan Covid-19, diiringi dengan naiknya tingkat kesembuhan.
Sementara itu Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyarankan masyarakat yang berada di zona merah Covid-19 untuk tidak berpergian atau berekreasi saat libur nasional dan cuti bersama Maulid Nabi Muhammad pada 28-30 Oktober 2020.
"Lebih baik mengisi waktu di tempat masing-masing, beres-beres rumah dan menikmati liburan bersama keluarga di kediaman masing-masing. Itu yang diharapkan," ujar Tito.
Pemerintah tidak ingin klaster libur panjang kembali lagi terjadi seperti akhir Juli dan pekan ketiga Agustus lalu. "Pengalaman kita sebelumnya, saat libur itu terjadi mobilitas yang tinggi masyarakat bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dan bisa menimbulkan penularan," ujar bekas Kapolri ini.