Adapun dalam pertemuan dengan CEPI, dipastikan bahwa induk perusahaan Holding BUMN Farmasi, Bio Farma, telah dipilih oleh koalisi yang berpusat di Norwegia itu sebagai salah satu produsen obat potensial untuk penanganan Covid-19. Hal tersebut merupakan kelanjutan dari hasil uji tuntas Bio Farma yang berlangsung pada 15 September 2020 silam.
CEPI bertujuan mengatasi epidemi dengan cara mempercepat pengembangan vaksinnya. Karenanya, CEPI berupaya mengembangkan fase awal vaksin, yang aman, efektif dan terjangkau sehingga dapat membantu menahan wabah sedini mungkin.
Sebuah stan yang menampilkan kandidat vaksin virus korona dari China National Biotec Group (CNBG), sebuah unit dari raksasa farmasi milik negara, China National Pharmaceutical Group (Sinopharm), Jumat, 4 September 2020. Kredit: ANTARA/REUTERS/Tingshu Wang/aa.
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir menjelaskan, fasilitas Bio Farma akan digunakan oleh CEPI untuk memproduksi vaksin Covid-19, dengan multi platform sebanyak 100 juta dosis per tahun. Produksi akan dimulai pada akhir kuartal IV 2021 atau kuartal I 2022.
Tak hanya Erick dan Retno yang melakukan lawatan luar negeri demi mengamankan pasokan vaksin. Pekan lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, bersama dengan Duta Besar Djauhari Oratmangun dan Dirut Bio Farma Honesti Basyir juga bertandang ke Negeri Tirai Bambu. Kunjungan Luhut ke Cina itu dilakukan untuk memfinalkan pembelian vaksin Covid-19 yang telah dijajaki oleh Erick dan Retno sebelumnya.
Di sana, Luhut dan rombongan menyambangi tiga pimpinan perusahaan produsen vaksin Corona, yaitu CanSino, G42/Sinopharm, dan Sinopharm. Vaksin dari ketiga perusahaan tersebut diketahui sudah masuk pada tahap akhir uji klinis tahap ke-3 dan dalam proses mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di sejumlah negara.
Jumlah vaksin yang disanggupi oleh masing-masing perusahaan beragam, tergantung kapasitas produksi dan komitmen kepada pembeli lain. Kepada Luhut, Cansino menyanggupi 100 ribu vaksin dosis tunggal pada bulan November 2020, dan sekitar 15-20 juta dosis pada 2021. Adapun G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin dosis ganda pada tahun ini.